Begini Rasanya Latihan Arung Jeram Menggunakan Ban Dalam

oleh

Arung Jeram Ban Dalam 1Takengon-LintasGayo.co : Salah seorang atlet arung jeram FAJI Aceh Tengah, Winara mengatakan bahwa latihan arung jeram menggunakan perahu buatan dari ban dalam bekas di derasnya arus sungai Peusangan beberapa hari lalu, membutuhkan nyali yang lebih berani ketimbang menggunakan perahu arung jeram standar.

“Perahu buatan yang kami buat dari ban dalam bekas, jika terkena arus sungai deras disertai bila terkena bebatuan besar bisa saja langsung bocor,” kata Winara, Sabtu 29 Agustus 2015 di Takengon.

Menurutnya, dengan tidak menggunakan perahu karet standar arung jeram para atlet cukup beresiko. “Sangat beresiko bagi para atlet. Lagian, perahu buatan dari ban saat di kayuh arahnya tidak menentu, kemudinya sering tidak terarah dan benturan ke bebatuan besar kerap terjadi,” ucapnya.

Atlet yang bertugas sebagai skipper (pemandu kendali saat atlet lainnya mengayuh) ini menambahkan, uniknya latihan dengan perahu buatan tersebut kecil kemungkinan akan terbalik. “Sangat berbeda dengan perahu standar, perahunya mudah terbalik jika kita tidak kontrol. Namun, dengan perahu buatan dari ban dalam ini kemungkinan itu sangat kecil,” tandas Winara.

Senada dengan Winara, atlet arung jeram lainnya, Iwan Tan Miko mengaku was-was saat menerjang arus sungai Peusangan. “Kami latihan mulai dari jembatan Saril hingga ke Lukup Badak, Pegasing. Awal nya kami sangat menikmati. Namun, begitu tiba di jembatan Uning, hingga ke Kampung Jurusen, perasaan takut ada dalam benak kami. Arusnya deras, perahu yang kami gunakan tidak standar,” ungkap Iwan.

Walau harus menggunakan peralatan seadanya, atlet arung jeram binaan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah tersebut, optimis dapat turut serta pada Kejuaraan Daerah (Kejurda) Arung Jeram di Gayo Lues akhir September mendatang. Mereka berjanji, walau latihan menggunakan perahu buatan dari ban dalam, porsi latihan akan ditambah, guna mematangkan skill dan kekompakan saat mengayuh perahu di derasnya arus sungai.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.