Jaga Eksistensi Seni Gayo, Sanggar Mulie Nate di Gayo Kalul Butuh Perhatian

oleh
Tari Bines yang ditampilkan penari Sanggar Mulie Nate tidak mengenakan pakaian adat Gayo saat penampilan di tingkat Kabupaten. (IST)
Tari Bines yang ditampilkan penari Sanggar Mulie Nate tidak mengenakan pakaian adat Gayo saat penampilan di tingkat Kabupaten. (IST)
Tari Bines yang ditampilkan penari Sanggar Mulie Nate tidak mengenakan pakaian adat Gayo saat penampilan di tingkat Kabupaten. (IST)

Gayo Kalul (Aceh Tamiang)-LintasGayo.co : Berada ditengah minoritas, keberadaan sanggar seni Mulie Nate yang terus menjaga eksistensi kesenian Gayo di Gayo Kalul (Aceh Tamiang), merupakan wadah menampung minat dan bakat generasi muda Gayo ditengah-tengah suku mayoritas. Hal yang dilakukan tak lain, hanya menjaga eksistensi kelestarian budaya Gayo yang semakin tergerus di Gayo Kalul.

Sanggar yang dimotori oleh Maysitah (50) berdiri 2009 silam. Keberadaan sanggar ini terletak di Desa Kalul, Dusun Tanjung Mulia, Kecamatan Tamiang Hulu atau lebih dikenal masyarakat Gayo dengan sebutan Pulo Tige, masih kekurangan di banyak hal, terutama dari segi perlengkapan.

“Perlengkapan sanggar masih minim. Salah satunya adalah baju adat Kerawang Gayo. Kami sudah sering mengajukan kepada pemerintah Aceh Tamiang, namun tidak pernah di respon,” kata Maysitah bernada sedih kepada LintasGayo.co beberapa waktu lalu.

Sebagai gerbang akhir eksistensi budaya Gayo di Aceh Tamiang, Maysitah berharap dengan terbentuknya Persatuan Musara Gayo Aceh Tamiang (PMGTA) kesenian dan budaya Gayo dapat terselamatkan ditengah ketergerusan.

“Kami juga meminta bantuan kepada serinen-serinen kami di Kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah agar juga memberi perhatian. Kami disini sangat resah budaya Gayo akan punah,” harapnya.

Soal hal eksistensi, Maysitah mengaku bahwa sanggar yang dipimpinnya tidak mencari keuntungan. Sanggar Mulie Nate dibentuk atas dasar keresahan terhadap hilangnya budaya Gayo.

“Sebenarnya sanggar ini sering diundang mengisi acara pesta perkawinan baik dikalangan urang Gayo di Aceh Tamiang maupun kalangan lainnya. Kesenian Gayo yang ditampilkan sanggar Mulie Nate ini juga sering dipentaskan di tingkat Kabupaten, namun kami sedikit risih karena tidak menggunakan pakaian kebesaran urang Gayo,” katanya.

Seperti diketahui, sanggar Mulie Nate di Gayo Kalul ini cukup unik, para anggotanya tidak hanya dari kalangan remaja dan anak muda, kaum tua pun turut campur bersama anak-anak muda tersebut. Latihan tari disanggar ini mulai dari BInes, Guel, Denang, Saman dan tarian lainnya yang dikenal di Gayo.

(Ismail Baihaqi | DM)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.