Catatan Jauhari Samalanga
HANA ke hebate Lut Tawar besiloni?! (Apa sih hebatnya danau Lut Tawar sekarang?!).
Itulah pertanyaan dari silang pendapat tentang Danau Lut Tawar di Takengon saat ini. Dan sebenarnya, danau Lut Tawar sudah lelah dengan pujian dari A sampai Z. Dulu memang hebat, karena airnya memberi inspirasi yang luar biasa. Ditambah inspirasi kapal boat yang menjadi transportasi satu-satunya masyarakat Kampung Bintang.
Sejarah juga mencatat, di tengah Lut Tawar pernah berlangsung sebuah negosiasi politik di atas kapal boat Gadjah Mada (posisi menyilang sejajar Kampung Toweren dan Kelitu) antara Darul Islam (DI)/Tentara Islam Indonesia (TII) yang diwakili Teungku Ilyas Leube dari DI dan anak buah Nyak Adam Kamil mewakili Republik Indonesia.
Kenapa pertemuan di posisi silang? konon menurut cerita yang beredar bila di tarik garis akan membentuk silang (X), yakni garis dari Kampong Nosar sampai ke pukes yang secara mistis bila dilihat dari udara akan menggambarkan jembatan batu, jalan rombongan inen mayak pukes lewat. Satu garis lagi dari Kampung Toweran menyilang ke Kampung Kelitu, dan dipertengahan garis agak mengarah ke selatan, disitulah awal janji damai DI/TII yang boleh disebut dengan nama “Perjanjian Damai di Kapal Boat Gadjah Mada”.
Di Danau Lut Tawar pun pernah terjadi sejarah pendaratan pesawat ampibi Belanda yang membawa keluarga para petinggi kolonial kala itu, dengan arah lurus menabrak silang dari arah kampung Bom ke kampung Bintang. Para keluarga Belanda yang datang lalu menuju ke Mes Belanda di PNP (Rumah Bundar eks kantor KKA yang sekarang bernama Kampung Kute Ni Reje).
Masih soal sejarah di Danau Lut Tawar, pada masa Jepang di daerah Tanyur Unguk, Ujong Baro, puluhan meter arah selatan Hotel Renggali, tentara Jepang melempar mobil jeep dan beberapa senjata ke dalam danau, karena takut dirampas sekutu. Tidak diketahui apa benar cerita tersebut, tetapi beberapa waktu lalu, di tengah danau ada diketemukan bom yang berkekuatan ledak tinggi, ini bukti sejarah perang dunia ke-II di Gayo masa itu.
Namun saya tidak memperluas cerita Danau yang punya sejarah dan legenda luar biasa. Ditambah muasal cerita Batak 27 yang pasti panjang. sekarang saya hanya ingin bercerita sedikit tentang keheranan saya tentang air danau yang mengalir melalui sungai pesangan yang memberi kehidupan pada sejuta manusia di Daerah Arus Sungai (DAS), namun tanpa feedback hingga kondisi danau mengalami penyusutan yang luar biasa. Ditambah lagi, Danau kini berpante, tapi ya jorok karena sampah.
Terakhir, dengan kondisi lemah akibat penyusutan, Danau Lut Tawar bertambah bebannya dengan kehadiran Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) yang katanya akan menerangi seluruh Provinsi Aceh. Ini menandakan sebuah danau yang tak berpulau bak Danau Toba, benar-benar menjadi sumber hidup 5 juta penduduk Aceh. Entah untuk berapa lama? Wallahua’lam….