Lokop Serbejadi-LintasGayo.co : Tentu merasa lelah dan lapar saat melintas di pedalaman hutan belantara, jalur Lokop Serbejadi-Pining. Keadaan jalan yang tidak terlalu bagus, dibutuhkan konsentrasi ekstra saat melakukan perjalanan ke daerah ini.
Namun ada satu yang ditunggu-tunggu pengendara yang sering melintas di daerah tersebut. Mereka tak akan lupa mampir di sebuah daerah yang dikenal dengan nama Celike. Sebuah dusun kecil, berjarak 20 KM dari kemukiman Lokop Serbejadi.
Disana ada sebuah warung, milik Inen Peparik, diberinama Celike sesuai dengan nama daerahnya. Kawasan ini dijadikan pengendera sebagai tempat pemberhentian sebelum melakukan kembali perjalanan dari Pining Kabupaten Gayo Lues ke Lokop Serebejadi, Aceh Timur atau sebaliknya.
Jalur ini merupakan jalur terdekat bagi warga yang hendak berpergian, mengingat letak geografisnya yang berdekatan. Tak hanya itu, warga bisa langsung menempuh perjalanan hingga ke Idi Rayeuk, Perlak dan Kuala Simpang yang kemudian diteruskan ke Medan, Sumatera Utara.
Uniknya, warung milik Inen Peparik hanya menyediakan berbagai menu saja. Tapi racikan menu diolah secara alami. Menunya pun hanya terbuat dari apa yang diperoleh dari hutan Rimba yang dihuni oleh Urang Gayo itu.
Beberapa waktu lalu, Inen Peparik mengatakan bahwa warung yang dikelola bersama suaminya itu hanya menyediakan Kopi cap Jingki, Ikan amas, agegaring, Ili Pais dan Iken Pedih.
“Kesemuanya banyak terdapat di daerah ini,” kata Inen Peparik.
Dilanjutkan, angkutan umum yang melintas selalu mampir di warungnya. Hal itu selalu diminta oleh penumpang yang ingin merasakan lezatnya ikan-ikan yang boleh dikatakan sudah langka itu, namun kekayaan alam belantara Lokop masih menyimpannya untuk warga sekitar.
Inen Peparik pun mengaku, telah menyediakan tempat istirahat dan mushola bagi warga yang hendak menunaikan ibadah shalat.
“Kebersihan adalah faktor utama kami berdagang. Selain itu, kealamian bahan nya, yang selalu diburu oleh orang pecinta kuliner,” demikian Inen Peparik.
(Ismail Baihaqi)