Pendekar Leuser Menangis Dihadapan Ribuan Massa Pentas Gayo Art Women

oleh
Aman Jarum (dua dari kanan) diapit Amir Hamzah (kanan), Ismaniar dan Adam Mukhlis
Aman Jarum (dua dari kanan) diapit Amir Hamzah (kanan), Ismaniar dan Adam Mukhlis

ABU Kari Aman Jarum menitiskan air mata saat mengisahkan hutan Leuser. Katanya, dirinya menjaga ribuan hektar kawasan Leuser di pining, Gayo Lues sejak tahun 1968, dan itu amanah kakek dan nenek padanya.

“Saya jaga jangan sampai kayu diangkut, jangan sampai sungai dihancurkan. Sepanjang hari saya kawal hutan itu tanpa pamrih. Karena menjaga hutan bukan karena uang, tapi saya menjaga amanah,” kata Aman Jarum saat berbicara dihadapan ribuan penonton Gayo Art Women di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Jum’at malam 29 Mei 2015.

Penampilan Aman Jarum diluar agenda panitia, namun kehadirannya dari Pining Gayo Lues ke Banda Aceh, lantas panitia meminta Aman Jarum untuk menyampaikan pesan Hutan Leuser untuk generasi muda, dan mengharukan. Penonton mengaplaus Aman Jarum.

Aman jarum menjelaskan kepeda generasi muda apabila hutan ditebang efeknya sangat besar. Generasi sekarang tidak mungkin lagi dapat mengetahui wujud gajah dan lain.

“Kita harus melindungi badak dan harimau. kita harus menjaga semua isi hutan sepaya kelak anak cucu kita dapat mengetahui wujud semuanya,” jelasnya.

Selepas manyampaikan amanah hutan, Aman Jarum sempat meminta panitia untuk memtonya diatas panggung. Arahnya berlatarkan penonton.

Abu Kari Aman Jarum adalah sosok penjaga hutan yang sudah mulai berteman dengan kawasan leuser sejak tahun 1968. Dan bahkan pemerintah Gayo Lues sudah menobatkannya sebagai relawan sejak tahun 1980. Namun penobatan relawan itu disandangnya tanpa pamrih dan pemberian biaya apapun.(Tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.