
Simpang Jernih-LintasGayo.co : Sesulit apapun kehidupan masyarakat Gayo di daerah Gayo lainnya, sepertinya masih lebih sulit kehidupan Urang Gayo di kampung Pante Kera, Arul Jamu, Batu Sumang Kecamatan Simpang Jernih Aceh Timur. Melintasi sungai Simpang Jernih tidak ada pilihan lain kecuali dengan Getek alias rakit, tanpa mesin penggerak melainkan tenaga manual dengan tarikan tali yang diikat melintasi sungai.
Ada 2 Getek yang beroperasi di sungai yang lebarnya sekitar 150 meter tersebut, pertama penghubung kampung Batu Sumang dan Pante Kera. Dan Getek satu lagi penghubung antara Simpang Jernih dengan Arul Jamu.
“Di sungai ini tidak ada jembatan, walau titi gantung sekalipun, jadi mau tidak mau mesti dengan Getek ini jika ingin menyeberang,” kata Kadam, pengemudi salah satu Getek di Simpang Jernih, 9 Mei 2015 lalu.

Setiap orang yang menyeberang, dikatakan Kadam, dikenakan ongkos sebesar Rp.5 ribu, kalau bolak-balik Rp.10 ribu. “Kecuali anak sekolah kita gratiskan,” ujar Kadam sambil menimpali jika Getek rusak atau hanyut maka lalu lintas jadi lumpuh total sampai getek beroperasi lagi.
Atas kondisi ini, Kadam berharap Pemerintahan Aceh Timur maupun Provinsi Aceh secepatnya membangun jembatan agar aktivitas masyarakat di desa tersebut lancar dan desa tersebut bisa lebih maju.
“Masyarakat sangat tergantung dengan getek ini, termasuk angkut mengangkut hasil pertanian, kami mohon segera dibangun jembatan,” harap Kadam yang berpenghasilan Rp.50 ribuan perharinya, sementara setoran untuk pemilik Getek rata-rata Rp.50 ribu setiap hari. (Ismail Baihaqi | Kh)