Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI : Segera Syariatkan Bank Aceh

oleh

IMG_5009Banda Aceh-LintasGayo.co : Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR-RI, Gus Irawan, berharap Provinsi Aceh segara mendorong segera mensyariatkan Bank Aceh. Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi XI DPR RI ini saat bersilaturahmi serta diskusi dengan pengurus DPD Gerindra Aceh di Banda Aceh, beberapa waktu lalu di kantor DPD Gerindra.

“Daerah yang menerapkan Syariat Islam sudah seharusnya melaksanakan praktik trasaksi ekonomi yang bersyariat juga. Begitu juga dengan sistem perbankan,” kata Gus Irawan.  “Jangan yang lain kita Syariatkan, tapi urat nadi perekonomian yaitu perbankan masih menganut pola konvesional,” timpalnya.

Perbedaan Bank Syariah dengan bank konvensional adalah dalam mengenakan suku bunga kepada nasabahnya. “Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil sedangkan pada bank konvensional hubungan antara nasabah dan bank adalah sebagai penyimpan dana dan penerima simpanan,” ujar Gus Irawan yang merupakan ketua DPD Gerindra Sumatera Utara ini.

Menurut Alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah ini, nasabah di Bank Syariah menjadi investor dan Bank menjadi pengelola dana. Sementara bank konvensional, bunga yang dikenakan tetap sekalipun keuntungan yang didapat berlipat, dan inilah yang membuat Bank Syariah lebih Hallalal Taiyiban.

Sementara itu, Ketua DPD Gerindra Aceh T.A Khalid menyampaikan, pentingnya melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan konsep Islam, yaitu perbankan yang menganut sistem Syariah bukan perbankan yang banyak mengadopsi sistem kapitalisme yang banyak menjerat masyarakat kelas bawah. “Akan ada keberkahan dalam hidup kita, apabila sistem perbankan Islam ini bisa kita bumikan di bumi Aceh ini,” tambah T,A Khalid

IA berharap  kepada Fraksi Gerindra yang duduk di komisi XI DPR RI yang menangani persoalan perbankan dan keuangan, untuk terus mendorong dan membantu Bank Aceh untuk bisa mentranformasi diri menjadi Bank Islam segera. “Saya juga sudah perintahkan kepada anggota di DPRA dari Fraksi Gerindra-PKS untuk terus mengawal Agenda percepatan penerapan sistem syariah di Bank Aceh dengan baik,” ungkapnya.

Acara silaturrahmi dan diskusi yang dihadiri jurnalis media di Aceh ini , Gus Irawan juga manyorot tentang masih tingginya angka kemiskinan di Aceh, dimana saat ini data BPS yang dia terima menyatakan Aceh berada dalam sepuluh besar daerah miskin di Indonesia.

“Kondisi ini sangat miris bagi Aceh, padahal dana Otsus kita besar, potensi sumber daya alam Aceh juga besar, tapi penduduk kita masih banyak yang miskin,” kata Gus Irawan yang sesekali mencampur bahasa Aceh dalam paparannya.

Gus Irawan yang mantan Dirut Bank Sumut ini memang tidak asing dengan Aceh, Banda Aceh adalah rumah kedua baginya, dimana selama kuliah di Unsyiah, Gus tinggal lima tahun di kota yang terkenal dengan Mesjid Raya Baiturrahman ini

Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra-PKS di DPRA, menyatakan akan bekerja dan terus mendorong pemerintah Aceh untuk mensegerakan Bank Aceh untuk menerapkan sistem syariat. “Kami akan terus mengikuti pertimbangan Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah. Apakah melakukan spin off atau konversi,” ujar Abdurrahman.

Dalam pertemuan yang banyak berisikan tanya jawab ini, sejumlah pengurus Gerindra Aceh banyak menyorot tentang sepak terjang lembaga pemberi kredit kepada masyarakat yang dikenal dengan leasing, yang begitu gencarnya menebarkan saluran kredit konsumtif ke masyarakat Aceh hingga ke pelosok desa dan tak sedikit kemudian terjerat dengan lembaga leasing tersebut, dikarenakan tidak sanggup menutup cicilan dan barang yang dicicil itu pun diambil kembali pihak leasing.

Menjawab pertanyan ini, Gus Irawan berjanji akan meminta OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk memantau keberadaan leasing di Aceh dan menghimbau Pemerintah Aceh untuk bisa segera menerapkan semua kebijakan transaksi dengan pola Syariat Islam sehingga rakyat Aceh tidak terlibat dalam praktek ribawi.

Laporan Jurnalis Warga : Tarmizi A Gani
Editor : Darmawan Masri

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.