Polisi dan Penyesalan Selalu datang Terlambat

oleh

Oleh: Siti Aminah

Siti Aminah 2Memang tak ada waktu lagi jika kita berkata ‘andai saja’ ‘seumpama’ jika saja’ kalau saja’. Semua kata-kata itu biasanya akan terungkap setelah kita menyesali apa yang pernah kita sia-siakan di masa lalu. Tulisan singkat ini semoga bisa membuat kita tersadar dari belenggu-belenggu kehidupan. Semoga tak ada lagi penyesalan di kemudian hari. Bahkan larut dalam patamorgana masa lalu yang tak bertepi. Aku percaya sebuah ungkapan ‘banyak jalan banyak derita’. Karena semua itu telah kulalui apa adanya. Sebuah rintangan untuk menempuh sebuah impian.

Aku mulai mengerti sekarang. Bahwa Aku dulu juga pernah berada di posisi generasi seventeen saat itu. di mana usia remaja mulai bersifat labil. Terkadang di usia masih menginjak sekolah menengah banyak waktu kita habiskan untuk bermain-main. Bahkan sering kali bolos dari sekolah hanya untuk hal yang tidak penting. Usia di mana semua orang ingin merasakan jatuh cinta. Namun terkadang semua bisa menyerat masa depan hingga membawamu di ruang penyesalan. Usia di mana kau merasa benar dari pada perkataan kedua orang tuamu. Bahkan setiap kali orang tuamu memintamu untuk belajar yang baik, tapi malah membantah mereka.

Aku tahu di usiamu hari ini atau yang masih merasa ingin bebas di masa muda. Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama teman. Karena masih berpikir bahwa kedua orang tua masih mampu memberimu uang sesuai dengan keinginanmu. Uang itu dipergunakan untuk membeli hal yang tidak bermanfaat. Bahkan hatimu tak tersentuh sedikitpun saat menghabiskan uang orang tuamu hanya untuk berhura-hura. Aku tahu entahpun orang tuamu seorang pejabat, seorang pegawai, seorang pengusaha, bahkan seorang petani biasa. Aku yakin kau masih menyadari siapa dirimu sehingga bisa bersikap seperti itu. hanyut dalam kemegahan harta atau berputus asa karena keterbatasan hidup selalu menghantui masa depanmu.

Tahukah kau wahai adik-adikku tercinta. Melalui surat ini kukatakan kepadamu. Waktu terus berjalan. Setiap detik kehidupanmu akan menjadi rangkaian masa lalu. Ia tidak akan bisa di kembalikan di masa akan datang. Bahkan seberapapun usiamu hari ini berdiamlah sejenak. Aku tahu mungkin kau telah kebal dengan kebiasaanmu yang kau anggap baik itu. Tapi semua akan berubah. Harta hanyalah titipan. Maka jangan pernah terlena karenanya. Umur adalah sebuah titipan agar kita bisa memanfaatkan dari masa ke masa dengan sebaik-baiknya.

Aku tak mungkin bisa berandai-andai seperti ungkapanku di atas. Saat ini Aku menyelami begitu banyak rintangan dalam hidup. Tapi hari ini juga Aku tersadar bahwa Aku punya waktu sehari untuk mengulangi semua masa laluku. Tahukah kau bahwa suatu saat engkau akan cemburu dengan teman-temanmu yang telah berhasil meraih mimpi-mimpinya. Jika kau melihat sahabatmu menjadi seorang hafizah, maka saat itu juga hatimu akan merasa tersentuh dan berkata ‘andai saja’. Jika kau melihat sahabatmu telah sukses di dunia karirnya maka saat itu juga kau akan berkata ‘Jika saja’. Suatu saat kau akan mmendengar sahabatmu telah menempuh pendidikan yang lebih tinggi, maka kau berkata ‘Seumpama saja’. Atau kau akan melihat pernikahan sahabatmu yang jauh lebih bahagia dibandingkan kita yang telah banyak waktu untuk memikirkan orang yang belum tentu jodoh kita. Maka saat itu juga kau akan mengucapkan ‘Subhanallah’.

Sahabatku yang baik. Tak ada orang yang cemburu kepadamu jika kamu bukanlah orang yang soleh atau sholehah. Tak ada yang cemburu padamu jika kita hanya seorang biasa-biasa saja tidak mau meluarbiasakan diri dengan hal-hal yang baik. Kecemburuan hadir karena ada sisi positif yang lebih dari apa yang kita punya. Jika kau hanya berkata ‘ini sudah takdir kehidupanku’. Jujur kata-kata itu hanya sebagai bentuk penyesalamu saja karena kita belum bisa melakukan apa yang seperti mereka lakukan. Kita terkadang ingin seperti orang lain yang kau anggap menginpirasi kehidupanmu. Namun terkadang kita berpikir semua sudah terlambat. Nah mulai sekarang lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Kita bisa memulainya dari sekarang. Bukan nanti, esok, atau di masa akan datang. Waktu kita hanya sekarang!

Kita punya satu waktu dalam hidup ini. Waktuku dan waktumu semua waktu milik kita. Hanya saja yang membedakan bagaimana kita memanfaat waktu yang ada. Membuka pikiran untuk mengikuti kesempatan dan peluang yang ada. Membaca untuk menambah wawasan, mengikuti kajian untuk menambah keimanan. Kita adalah pengemudinya.

Kendara kehidupan ini adalah diri kita sendiri. Kau bisa memulainya dari sekarang atau akan menyesal di kemudian. Seperti kata pepatah lama “berakit-rakit dahulu berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu senang kemudian” Sebenarnya hikmah dari pepatah ini kelak hidupmu tidak dipenuhi dengan penyesalan-penyesalan. Karena begitu banyak orang yang menyiakan waktu di masa mudanya. Namun banyak menyesal di masa tuanya. Atau ibarat dalam sebuah film polisi dan penyesalan selalu datang terlambat. Semoga kita termasuk orang-orang yang senang memperbaiki diri. Fastabikhulkairat.

*Penulis adalah Alumni Fak Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh sekarang tengah menyelesaikan studi Master Library and Science di Central China Normal University (CCNU) Tingkok.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.