Laporan Khalis (Takengon)

Konplik Aceh, akses jalan rusak dan buah kopi sangat mempengaruhi penghasilan atau omzet pedagang Hari pekan di Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah. Demikian diutarakan salah seorang pedagang sendal dan sepatu yang biasa buka lapak di Hari Pekan, Bahtiar Tal di Takengon, Senin, 9 Maret 2015.
“Walau ekonomi masyarakat kejepit saat konplik Aceh berkecamuk, penghasilan kami lumayanlah, jauh jika dibandingkan sekarang saat situasi aman,” ujar Bahtiar Tal.
Kenapa demikian, dijelaskan perantau asal Ranah Minang ini saat konplik, masyarakat enggan bepergian jauh-jauh termasuk ke kota. “Petani kopi lebih suka berbelanja di pasar Pekan saja, saat itu akses jalan juga masih sulit seperti jalan ke Jagong misalnya,” katanya.
Selain pengaruh keamanan dan akses jalan, harga kopi juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. “Jika lagi musim paceklik atau harga kopi anjlok, balik modalpun susah,” ujarnya.
Pun begitu, bulan Ramadhan adalah yang ditunggu-tunggu pedagang pasar Pekan. “Bulan puasa saatnya kami mendulang rezeki, dagangan kami laris manis,” ungkap Bahtiar sambil menimpali kualitas barang dagangan mereka sama dengan barang yang dijual di toko-toko di Takengon atau Medan sekalipun.
Adapun Pasar Pekan yang ada di Gayo di Aceh Tengah, disebutkan Bahtiar diantaranya di Jagung, Atu Lintang, Berawang Gading, Arul Kumer, Angkup, Bintang, Tanoh Depet, Betung, Rusip, Simpang IV Rejewali. Dan untuk di Bener Meriah di Pondok Baru, Simpang Balik, Buntul dan di Simpang Tiga Redelong.
Hari Pekan adalah sebutan untuk pasar yang digelar sehari dalam sepekannya, berbagai kebutuhan masyarakat tersedia di Pasar Pekan.[]