Australia Ungkit Bantuan Tsunami Aceh, ini kata Anggota DPRA asal Gayo

oleh
Adam Mukhlis

Banda Aceh-LintasGayo.co : Pemerintah Australia melalui Perdana Menteri Tony Abbott mengungkit bantuan Tsunami Aceh untuk meminta Pemerintah Indonesia menghentikan hukuman eksekusi mati dua warga Australia pengedar narkoba. Pernyataan Perdana Menteri negeri Kangguru itu pun direspon oleh salah seorang anggota DPRA asal Gayo, Adam Mukhlis Arifin melalui siaran pers nya yang diterima redaksi LintasGayo.co, Kamis 19 Februari 2015.

Berikut pernyataan Adam Mukhlis Arifin menanggapi pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan negaranya saat Tsunami Aceh melanda 2004 lalu :

Sebagai rakyat Aceh, saya pribadi mengapresiasi seluruh negara beserta Kepala Pemerintahannya, seluruh NGO Internasional, pemerhati dan pegiat kemanusiaan serta masyarakat Internasional yang telah berpartisipasi dalam kegiatan aksi kemanusiaan saat Tsunami Aceh 2004 lalu. Sebagai mana telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh, Aceh Thank to the World, peringatan 10 tahun Tsunami Aceh yang dikemas dalam 10th Aceh Tsunami Commemoration, 25 – 28 Desember 2014 lalu di Banda Aceh.

Namun terkait pemberitaan media dalam dua hari ini yang memberitakan bahwa Australia melalui PM Tony Abbott mendesak Indonesia untuk mengingat kontribusi besar Australia pada Tsunami Aceh sepuluh tahun lalu dan menghentikan eksekusi mati dua warga negeri tersebut.

Menanggapi hal ini, saya merasa geli sendiri. Pertama, kita tidak minta mereka (Australia) untuk melakukan sesuatu yang diluar kuasa (kendali) nya, artinya mereka melakukan atas inisiatif sendiri. Kedua, bagaimana mengkonversi aksi kemanusiaan mereka dengan kepentingan politik terkait ranah hukumnya Indonesia?. Ketiga, saya ingin mengatakan, saya sangat tidak membiarkan Aceh dijadikan sebagai alat tukar untuk menekan pemerintahan Jokowi, demi untuk menyelamatkan dua orang warga negara nya yang telah berpartisipasi menjerumuskan dua juta generasi muda Indonesia kedalam dunia narkoba.

“Saya menyesalkan lemahnya diplomasi luar negeri Australia, sehingga berkeinginan menukar aksi kemanusiaan dengan alat presure politik yang menjijikkan. Selanjutnya saya ingin mengirim pesan kepada tuan Presiden Jokowi. Sejauh mana ketegaran beliau untuk tidak tunduk terhadap ‘dikte’ dari tetangga yang selalu mengganggu tidur malam kita (ingat bocornya aksi spionase mereka terhadap pemerintahan SBY),” kata Adam Mukhlis Arifin.

(Siaran Pers)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.