
Takengon-LintasGayo.co : Maraknya penggemar batu mulia jenis giok akhir-akhir ini di Takengon ternyata juga merambah kepada sisw-siswi di tingkat Sekolah Dasar sederajat. Di lingkungan sekolah batu yang dijadikan cincin dan jenis perhiasan lainnya gencar dibicarakan kalangam anak-anak ini.
Melihat kondisi tersebut MIN 1 Kota Takengon mengambil langkah bijak dengan melarang siswanya membawa bongkahan batu maupun perhiasan dari batu giok ke sekolah.
“Sejak beberapa waktu lalu, kami telah umumkan kepada siswa untuk tidak membawa batu giok maupun perhiasannya ke sekolah,” ujar Kepala MIN 1 Takengon, Sapuan. MR, S.Pd, Kamis 22 Januari 2014.
Langkah tersebut diambil pihaknya lantaran akhir-akhir ini para siswa nya diasikkan dengan pembicaraan batu giok, sehingga mengganggu konsentrasi belajar siswa.
“Jika terus berlarut, konsentrasi anak-anak belajar akan terganggu, karena pernah saya dapati saat guru mengajar dikelas, ada siswa yang asik membicarakan batu giok,” lanjut Sapuan.
Selain mengganggu konsentrasi siswa Sapuan mengkhawatirkan akan terjadi kesenjangan sosial diantara siswa-siswinya. “Kadang siswa A punya cincin yang sangat bagus dirangkai dengan gagang yang mewah pula, kondisi ekonomi orang tuanya pun mapan, sedangkan siswa B kebalikannya. Bisa terjadi kesenjangan sosial kan?,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi dua hal tersebut, maka langkah yang diambil pihaknya adalah melarang siswa bawa giok ke lingkungan sekolah, dengan demikian permasalahan yang timbul di kalangan anak-anak tidak akan terjadi.
“Saya kira langkah ini tepat, anak-anak datang ke sekolah untuk belajar bukan urusan batu. Ini nantinya akan kami teruskan kepada orang tua mereka,” demikian Sapuan. MR, S.Pd.
(Darmawan Masri)