
Takengon-LintasGayo.co : Terkait bencana Lemo (meluapnya air danau Lut Tawar-Gayo:red) yang sudah 2 kali terjadi berakibat gagal panennya komoditi pertanian masyarakat sekitar danau Lut Tawar, tokoh politik asal Gayo yang kini duduk sebagai anggota DPRRI Tagore Abu Bakar diminta turun tangan menyelesaikan persoalan yang bikin masyarakat menderita tersebut.
“Dulu pak Tagore ikut bersama kami saat aksi protes ke Regulating Weir di Hakim Bale Takengon, saat itu belum Pemilu, namun sekarang setelah duduk di DPRRI kenapa pak Tagore diam saja seperti tak peduli nasib kami,” ujar salah seorang petani bawang merah di Nosar Kecamatan Bintang, Asaluddin didampingi rekannya Afghan, Senin 19 Januari 2015.
Keduanya juga mengaku heran, kenapa ada kegiatan Tagore menyerap aspirasi masyarakat yang digelar di Takengon baru-baru ini. Penilaian mereka, Tagore sudah sangat faham kondisi masyarakat Gayo dan yang diperlukan kedepan adalah aksi nyatanya.
“Menurut kami Pak Tagore faham persoalan masyarakat Gayo dan tahu apa keinginan atau aspirasi masyarakat,” kata Afghan yang mengaku heran kenapa acara menyerap aspirasi Tagore di gelar di kota Takengon sementara saat kampanye Pemilu selalu turun ke lapangan bertemu masyarakat luas.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Lemo telah menggagalkan panen komoditi bawang merah dan komoditi pertanian lainnya di seputar danau Lut Tawar. Gagal panen ini sudah 2 kali terjadi, 2 tahun berturut-turut. Korban Lemo menduga pembangunan Regulating Weir milik PLTA Peusangan sebagai penyebab terjadinya lemo tersebut karena aliran air danau keluar melalui sungai Peusangan terhambat.
Hingga berita ini diterbitkan, LintasGayo belum menerima tanggapan Tagore Abu Bakar yang dikonfirmasi terkait permintaan warga korban Lemo tersebut. (Kh)