Oleh : Win Wan Nur*


Beberapa hari belakangan ini, Irwan Djohan, salah seorang anggota DPRA yang berasal dari Daerah Pemilihan Aceh Besar dan Banda Aceh, mempublikasikan program usulan masyarakat dari daerah pemilihannya yang akan dibiayai oleh dana aspirasi yang akan dia terima sebagai anggota Dewan.
Menarik melihat proyek-proyek yang diusulkan ini. Mulai dari proyek gaya-gayaan seperti pembangunan tugu di persimpangan jalan dilengkapi dengan air mancur, pembuatan tempat ibadah, kegiatan budaya dan olah raga, sampai untuk proyek produktif seperti pembangungan dan perbaikan jalan desa dan pemberian modal usaha.
Nilai total program usulan masyarakat itu mencapai 7 milyar lebih.
Bahkan Irwan kemudian menambahkan bahwa dia dikabarkan oleh anggota dari salah satu komisi, bahwa Dinas Cipta Karya memberikan hak usulan program untuk setiap pimpinan DPRA sejumlah 1 Milyar ditambah 15 unit rumah dhuafa yg boleh disalurkan kepada rakyat di dapil masing-masing dan juga ada tambahan 1 Milyar dari Dinas Pengairan, dan 1 Milyar dari Dinas Bina Marga. Jadi Total ada 10 Milyar untuk tiap anggota Dewan.
Tapi sayang sekali, menurut Irwan dia tidak sempat lagi menambah usulan Sehingga dia menyerahkan saja pada ketiga dinas tersebut untuk membuat program dan menyalurkannya kepada daerah atau rakyat yang membutuhkan.
Tapi menurut Irwan pada dasarnya, setiap usulan program haruslah berasal dari masyarakat (bisa melalui kepala desa / keuchik).
Apa yang disampaikan oleh Irwan ini menarik sekali bagi kita Warga Gayo. Karena ada banyak sekali program yang dibutuhkan oleh warga Gayo yang bisa didanai oleh dana aspirasi dewan ini.
Seperti daerah pemilihan yang diwakili Irwan. Kita juga memiliki beberapa anggota DPRA yang mewakili dapil-dapil di Gayo. Ada puluhan milyar dana aspirasi anggota Dewan asal Gayo yang kalau dimanfaatkan dengan benar oleh masyarakat akan menjawab berbagai permasalahan yang menghambat kemajuan Gayo selama ini.
Sebut saja misalnya buruknya infrastruktur ke sentra-sentra produksi pertanian. Yang sebagaimana kita ketahui beberapa waktu yang lalu membuat puluhan ton kentang milik petani di Bener Meriah membusuk karena tidak bisa diangkut keluar. Ini mungkin tidak perlu lagi terjadi di masa depan kalau Masyarakat bisa mengajukan dana perbaikan jalan ini diambil dari dana aspirasi Ramdhana Lubis yang berasal dari daerah itu.
Para petani kopi di Berawang Dewal yang terpaksa mengangkut hasil panennya dengan menempuh berkilometer naik turun dengan berjalan kaki bisa mengajukan dana pembuatan jalannya kepada Bardan Sahidi.
Masyarakat Gayo yang terganggu mobilitasnya akibat putusnya jembatan Aih Poteh yang menghubungkan Pining dengan Lokop bisa mengajukan dana perbaikannya kepada Mansyur Nur Hakim.
Olahraga yang kekurangan fasilitas, seni yang hidup segan mati tak mau, yang mau mengadakan lomba menulis kekeberen sampai panitia yang akan mengadakan pertemuan untuk membentuk Dewan Adat Gayo bisa mengajukan anggaran pendanaannya pada Ismaniar, Iberamsyah, Adam Mukhlis atau Alaidin Abu Abbas yang semuanya mewakili Gayo. Jalan dan peluang sudah ada, dana sudah ada.
Sekarang semua tinggal kepada masyarakat Gayo sendiri, mau atau tidak menuntut anggota DPRA asal Gayo untuk mempublikasikan peruntukan dana aspirasi mereka secara transparan sebagaimana dilakukan T. Irwan Djohan dan kemudian mengajukan program yang memang sesuai dengan kebutuhan.
*Pemerhati Poliitik, tinggal di Bali