
Takengon-LintasGayo.co : Permasalahan klompeks yang tengah melanda Univeristas Gajah Putih (UGP) saat ini membuat mantan Rektor, Ir. Syukur Kobath angkat bicara.
Menurutnya, permasalahan UGP saat ini harus diselesaikan dengan cara merevolusi seluruh kampus. Baik ditingkat manajemen maupun pengelolaannya. “Jika mau selamat, yang mengurusi kampus harus orang-orang yang memiliki visioner dan punya perhatian khusus kepada pendidikan, jika tidak maka UGP terancam kolaps,” ungkapnya.
Dia menilai, selama ini UGP hanya dijadikan tempat pejabat yang tidak lagi memiliki jabatan. Sebagai contoh katanya, mantan Sekda diberi jabatan di UGP. “Coba nilai saja sendiri apakan yang saya ucapkan ini benar atau tidak?,” tanya Syukur Kobath.
Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi UGP saat ini hingga terancam kalaps dikarenakan, yayasan selaku pemegang kendali atas berlangsungnya kampus juga tidak memiliki sumber pendapatan (income), hanya mengandalkan dari SPP mahasiswa saja.
“Ini yang aneh, seharusnya yayasan yang menyuplai dana ke kampus jika sewaktu-waktu kampus kekurangan dana, sekarang yang terjadi malah sebaliknya. Kampus yang memberi uang kepada yayasan. Jika diandalkan dari SPP mahasiswa, siap-siap saja kampus ini tutup,” tegas Syukur Kobath.
Seingatnya, sejak menjabat pertama sekali menjadi rektor UGP, Syukur Kobath harus menanggung beban utang pimpinan sebelumnya sebesar 100 juta Rupiah. Berbekal sebuah gebrakan yang dilakukan, utang tersebut mampu ditutupi.
“Saat saya dilengserkan, sepeser pun tidak meninggalkan utang, malah saat itu keadaan keuangan kampus sudah baik. Sekarang yang saya dengar, lain lagi persoalan yang muncul, UGP malah memiliki utang sebesar 1,5 M. Jika seperti ini terus kita lihat saja nanti. Intinya mereka harus berbenah dan siap di revolusi,” demikian Syukur Kobath.
(Darmawan Masri)





