
Banda Aceh-LintasGayo.co : Sebanyak 30-an mahasiswa yang menamakan dirinya BEM se-Unsyiah menuntut presiden terpilih Joko Widodo untuk menurunkan kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan kantor DPRA Rabu, (18/11/2014).
Dengan pengawalan ketat dari polisi massa yang mengelar spanduk tersebut meneriakkan yel-yel penurunan BBM.
Budiman dalam orasinya mengatakan seharusnya peningkatan infrastruktur dan program kesejahteraan diambil dari pajak pengusaha bukan dati rakyat biasa.
“Tidak ada alasan apapun untuk kenaikan harga BBM, kita adalah penghasil minyak namun kenapa malah harga minyak dibalikkan,” kata Budiman.
SMUR juga gelar aksi
Sementara itu, aksi dengan tuntutan sama juga dilakukan Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR). Sambil berjalan kaki massa SMUR mendorong sepeda motor menuju bundaran Simpang Lima Banda Aceh dengan pakaian basah.
Seorang orator aksi, Sariman Arma mengatakan seharusnya harga BBM diturunkan seperti Malaysia apalagi Indonesia merupakan negara penghasil minyak terbesar.
“Ini sangat memalukan, pada awak kampanye Jokowi-Jk berjanji tidak akan ada kenaikan BBM namun nyatanya sangat jauh berbeda,” sebutnya
Orator aksi lainnya mengatakan Indonesia memiliki banyak sunber daya alam yang melimpah dan masih belum di garap namun akibat UU Migas tahun 2001 tentang hulu hilir migas malah menghambat produksi dan membuat lonjakan harga produksi yang efeknya diderita rakyat.
“Seharusnya nilai produksi sebanyak 2 juta barel itu bisa dikuasai penuh oleh negara untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
SMUR mendesak agar UU Migas no 22 tahun 2001 dicabut demi kesejahteraan rakyat. (Sengeda Kale)