Uning Mas, sebatas indah nama

oleh

Rahmadiyanto*

Penulis dua dari kiri
Penulis dua dari kiri

UNING Mas, nama salah satu kampung di Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah. Berjarak sekitarĀ  10 kilometer dari Rakal atau sisi jalan Gayo Bireuen-Takengon. Penduduknya berjumlah 52 Kepala Keluarga (KK).

Kampung ini ada sejak tahun 1982 atau 32 tahun lalu. Jika diibaratkan dengan umur dari seseorang maka pada umur yang sedemikian adalah masa jaya atau produktif berkarya, baik tingkat keilmuan, kematangan dan juga perekonomian. Namun itu tidak terjadi dengan kampung Uning Mas, harusnya sudah maju dan jaya serta dapat seperti yang diharapkan dan minimal ia tidak jauh berbeda dengan kampung-kampung yang lain di kabupaten penghasil kopi dan hortikultura di Aceh ini.

Terlebih dengan nama Uning Mas, nama yang istimewa. Uning bermakna sumber air dengan kadar mineral tinggi, biasanya sebagai tempat hewan khususnya burung mencari minum. Sementara Mas adalah nama perhiasan dan sebagai simbul harta kekayaan. Dari nama, harusnya warga kampung Uning Mas adalah kaya raya dari potensi alamnya.

Sebenarnya kampung ini sangat kaya potensi sumber daya alam, baik itu dari segi tanaman jangka panjang maupun jenis tanaman palawija. Ada Kopi, Tembakau, Bawang Merah, Cabai dan lain-lain. Demikian pendapat Reje kampung Uning Mas, Hasanuddin yang telah menjabat selama 20 tahun, mulai semenjak kampung ini belum depenitif.

Kondisi jalan ke Uning Mas
Kondisi jalan ke Uning Mas

Sayangnya, potensi-potensi itu menjadi tidak berharga, semua terhambat oleh lumpuhnya komunikasi disebabkan tidak adanya jaringan telepon selular (HP). Kondisi ini diperparah dengan kondisi jalan yang belum di aspal sehingga sangat menyulitkan untuk mendistribusikan hasil-hasil pertanian masyarakat setempat lebih-lebih ketika musim hujan, jalan sangat licin sehingga tidak memungkinkan dilintasi kenderaan bermotor. Akibatnya, sudah lazim, hasil pertanian berupa sayur-sayuran tak dapat segera tiba di pasar.

Lagi-lagi kemirisan di Kampung yang namanya sangat istimewa ini, tidak memadainya sarana pendidikan sehinga minat anak-anak untuk bersekolah pun sangat rendah. Ditambah lagi dengan belum adanya sarana kesehatan, jelas secara otomatis masyarakat kesulitan untuk mendapat pelayanan kesehatan. Sehat adalah syarat utama untuk bisa berpikir dan bekerja.

Apakah kondisi yang sedemikian terus tetap dibiarkan? belum lagi persoalan penerang malam hari masih menggunakan lampu teplok. Padahal warga setempat melalui Hasanudin selaku Reje Kampung telah beberapa kali menyuarakan keluhan warganya. Bahkan di forum resmi pemerintah dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan. Tetapi tidak kunjung terealisasi hanya menjadi bahan diskusi yang tidak berujung.

Keadaaan yang sangat miris ini harus segera ada solusi yang nyata sehingga keluhan warga kampung Uning Mas yang bertahun-tahun ini dapat segera berakhir. Jelas untuk mewujudkan keinginan warga masyarakat ini tidak terlepas dari tangan-tangan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah khususnya lagi para wakil-wakil Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat yang katanya sebagai penyalur aspirasi rakyat.

Kondisi Uning Mas adalah aspirasi yang jelas dan nyata dari daerah yang belum merdeka, daerah yang menunggu terwujudnya sila kelima dari Pancasila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

*JW_Aktivis mahasiswa di HMI

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.