
Takengon-LintasGayo.co : Pebisnis kopi Arabika Gayo di kampung Umang Kecamatan Bebesen Aceh Tengah mengeluhkan sempitnya jalan menuju kawasan tersebut.
Kondisi ini sangat menyulitkan mobilisasi kopi dengan truk yang akan di bawa ke medan Sumatera Utara, baik permintaan dalam negeri ataupun ekport. Demikian diutarakan Khairuddin di Umang, selasa 7 Oktober 2014.
“Kami terpaksa mengambil jalan dari Bebesen yang jaraknya lebih jauh dari Takengon, padahal jika melalui Simpang Tan Saril hanya 2,5 kilometer,” ujar Sekretaris Koperasi Pedagang Kopi (Kopepi) Ketiara ini.
Selain keperluan mengeluarkan kopi, kata dia, pengangkutan kopi yang masuk ke komplek Kopepi Ketiara yang dikumpulkan kolektor serta masyarakat pengguna jalan juga mengalami kesulitan.
“Ada tikungan patah yang kiranya perlu diperlebar, truk dari arah Umang tidak melintas, dan arah Tan Saril sering terjadi kecelakaan di tikungan yang bernama tikungan Aman Rubu tersebut,” ujar Khairuddin.
Solusinya, katanya, badan jalan itu diperlebar atau minimal tikungan Aman Rubu dibenahi sehingga bisa dilintasi dengan aman oleh kenderaan dari kedua arah berlawanan.
“Selain para pebisnis kopi, masyarakat juga menginginkan pembenahan jalan Umang Tan Saril,” tandas Khairuddin dengan menimpali ada 5 pebisnis kopi di Umang tersebut.
Dari informasi yang dihimpun media ini, persoalan ini sudah diketahui Bupati Aceh Tengah, namun saat penjajakan ganti rugi tanah justru nilai tanah jadi melambung hingga jutaan Rupiah permeternya. (Win Aman)