Di Terangun, Kerbau mulai berkurang

oleh
Sisa-sisa Kerbau yang masih berkeliaran di Kecamatan Teragun, berkurangya hewan ternak raksasa itu diyakini akibat pemilik kerbau banyak beralih menanam Nilam, Sere dan Jagung. (LGco : Anuar)
   Sisa-sisa Kerbau yang masih berkeliaran di Kecamatan Teragun, berkurangya hewan ternak raksasa itu diyakini akibat pemilik kerbau banyak beralih menanam Nilam, Sere dan Jagung. (LGco : Anuar)
Sisa-sisa Kerbau yang masih berkeliaran di Kecamatan Teragun, berkurangya hewan ternak raksasa itu diyakini akibat pemilik kerbau banyak beralih menanam Nilam, Sere dan Jagung. (LGco : Anuar)

Blangkejeren-LintasGayo.co : Hewan ternak jenis kerbau di Kecamatan Teragun Kabupaten Gayo Lues dalam beberapa tahun terakhir berkurang. Keadaan tersebut, diyakini akibat para peternak kebanyakan beralih profesi menjadi petani Nilam, Sere Wangi dan Janging. Padahal Terangun dikenal sebagai daerah penghasil kerbau terbesar di Gayo Lues, biasanya para peternak membiarkan kerbau-kerbau miliknya berkeliaran diseputaran daerah Terangun tanpa dibuat kandang.

“Peternak kerbau di Kecamatan teragun biasanya melepas Kerbau nya dihutan, dan saat ada kebutuhan mendadak, barulah kerbau itu di tangkap dan dijual,” kata Ham Sani salah satu warga Terangun, Selasa (7/10/2014).

Setiap pemilik kerbau kata Ham Sani memiliki satu pawang, tak jarang pemilik kerbau itu juga menjadi pawang yang bisa menjinakan kerbau yang dilepas di hutan, dengan membakar Kemenyan dan membuat Selengsung, kerbau-kerbau yang sudah bertahun-tahun dilepas bisa di panggil kembali oleh sang pawang.

“Kerbau yang dilepas pemiliknya di hutan tidak bisa ditangkap oleh orang lain selain pemiliknya, bila ada yang hendak mencuri Kerbau itu, maka akan dikejar dan di tanduk oleh Kerbau, bahkan mata Kerbau yang dilepas itu tampak merah,” jelasnya.

Kerbau yang dilepas di tegah hutan belantara disebut-sebut juga di kawal oleh Pawang Tue, dan hanya bisa ditaklukan oleh pawang ketika hendak melihat dan menangkap kerbau.

“Di Kecamatan Terangun jumlah kerbau yang dimiliki satu keluarga bisa sampai ratusan, bahkan Kerbau yang dilepas itu tidak pernah bertatap muka dengan pemiliknya, tapi aneh, saat pemiliknya hendak menangkap, kerbau yang dilepas itu bisa menjadi jinak,” ucapnya.

Meski Terangun dikenal sebagai daerah penghasil kerbau, namun akhir-akhir ini peternak sudah mulai beralih, status sebagai daerah penghasil kerbau pun seakan tinggal nama.

“Yah, keadaan mungkin yang membuat para peternak lebih memilih menjadi petani, semakin lama semakin berkurang jumlah kerbau disini, hal ini membuat kerbau semakin langka dan sulit ditemui di Kecamatan Terangun,” demikian Ham Sani. (Anuar Syahadat | DM)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.