Takengon-LintasGayo.co: Aktivis perempuan Bener Meriah Nurbayti menyampaikan kasus kekerasan pada anak dan perempuan dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan pelaku kekerang bukan dilakukan oleh orang lain tetapi juga oleh orang-orang dekat.
“Di lapangan terutama di Bener Meriah kami banyak mencatat kasus-kasus kekerasan yang menimpa anak dan perempuan,” kata Nurbayti pada pidato singkat yang dia sampaikan pada acara Konser Maya bertajuk Spirit of Gayo (Cintai Anak-anak Kita) di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Rabu malam (24/9/2014).
Nurbaity tampil mewakili komunitas yang punya kepedulian terhadap penghentian kekerasan pada Anak dan perempuan antara lembaga profesi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tengah dan Bener Meriah, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Aceh Tengah dan Bener Meriah, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Aceh Tengah, Children Media Centre (CMC), LBH Apik Bener Meriah, dan ikut beberapa lembaga perempuan juga.
Dikatakan Nurbayti, kekerasan pada anak dan perempuan setiap tahun terus meningkat di Bener Meriah khususnya, bahkan pelakuknya sebagian bukan orang lain, melainkan orang terdekat seperti keluarga.
“kekerasan seksual selalu menjadi peristiwa mengerikan yang mengintai anak-anak kita,” ujarnya.
Selain itu, lajut Betty, adalah penganiayaan, penelantaran, poligami tanpa izin perceraian sepihak, pembagian harta yang tidak adil, bahkan sampai pembunuhan terhadap istri sendiri.
“Makanya kita harapkan seluruh instansi terkaait, pecinta musik Gayo, mari jaadikan konser Maya ini sebagai awaal munculnya kesadaran menghormati dan menyayangai perempuan dan anak-anak kita, mari jadikan sebagai gerbong bersatunya gerakaan memberantas kekerasan dan perduli terhadap kepentingan perempuan dan anak anak,” katanya.
Bety juga menyampaikan data-data kekerasan yang masuk di Bener Meriah mulai tahun 2012 sebanyak 63 kasus, tahun 2013 dan hingga September 2014 sebanyak 39 kasus. Laporan kasus 2014 yang masuk ke Pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak (P2) Bener Meriah sebanyak 15 kasus. (Tarina)