[Features] Ton Pediangen Si Osop Geral

oleh

Catatan : Irwan Fauzi, ST

Kute Takengon (Kha A Zaghlul)
Kute Takengon (Kha A Zaghlul)

Kabupaten Aceh Tengah dengan berbagai keragaman, warna dan kebudayaannya  membuat masyarakat yang tinggal di dataran tinggi ini sangat merespon kebudayaan lain yang masuk ke daerahnya, sehingga perubahan-perubahan sosial akan sangat cepat terjadi.

Masyarakat Aceh Tengah dikenal sangat menghormati dan dapat menerima kebudayaan yang semakin berkembang. Wisata alam yang sangat kita banggakan merupakan modal besar untuk daerah ini, walaupun belum terkelola dengan baik. Begitu juga sarana jalan menuju lokasi-lokasi perbukitan yang indah.

Dari puncak perbukitan di sekitar danau dan kota Takengon dapat kita layangkan pandangan ke hamparan luas tanah kepingan syurga. Di pinggiran kota wisata ini aliran Sungai Peusangan seperti ular yang sedang keluar mencari makan ke arah Toa (bahasa setempat untuk menyebut daerah aliran sungai/hilir).

Dari puncak perbukitan hamparan Danau Lut Tawar yang indah membatasi Kota yang di kelilingi jalan yang berkelok-kelok.

Tapi bagi sebagian masyarakat yang tinggal di pinggiran perbukitan ini dan dari penuturan sejumlah orang tua seperti yang disampaikan oleh Hudri Bale penduduk Kampung Bale Kecamatan Lut Tawar kepada penulis, bahwa “ton pediangan tengah kucak” (Tempat bermain masa kanak) kita sudah hilang.

Saya berpikir apa dimaksudnya “tempat pediangen tengah kucak”? Ternyata yang di maksud Hudri Bale adalah nama- nama sejumlah tempat yang biasa sudah tidak dikenal lagi karena berganti nama.

Pernyataan ini dibenarkan juga oleh Zakir Bale yang berdomisili di Kampung One One, yang terletak persis di pinggiran Danau Lut Tawar yang indah.

Penulis mengingat kembali tempat yang dimaksud kedua masyarakat tersebut, di antara nama-nama tempat itu adalah Burni Telege yang telah berubah nama menjadi Bur Gayo, Lukup Penalam menjadi Dermaga Dedalu (karena disana dibangun sebuah pasilitas umum berupa dermaga yang tak pernah selesai), Ujung Baro menjadi Renggali (karena disana berdiri sebuah hotel megah tapi sepi penginap).

Begitu juga dengan nama Takengon, Takengon-nya dimana ya?. Demikian juga kalau kita mencari Kampung Kebayakan, nama-nama tempat itu telah hilang dari ingatan sebagai akibat dari pemekaran wilayah administrasi dan perluasan pemukiam masyarakat.

Apa yang harus dilakukan??? [SY]

 *Irwan Fauzi, ST adalah warga Kampung Bale Kecamatan Lut Tawar.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.