Setelah Kelar 3 Fase, Bandara Rembele paling besar di Aceh setelah SIM

oleh
Yan Budianto (tarina)
Yan Budianto (tarina)

Bener Meriah-LintasGayo.co: Tidak banyak yang tahu apabila master plan Bandara Rembele di Bener Meriah ternyata menjadi percontohan perencanaan pembangunan bandara lainnya di Indonesia, salah satunya persiapan perencanaan master plan.


“Master plan Bandara Rembele sudah disiapkan sejak tahun 2003 lalu,” kata Pejabat Pembuat Komitmen pembangunan Bandara Rembele fase kedua Ir Yan Budianto ketika dihubungi LintasGayo.co di Bener Meriah, Selasa (26/8/2014) malam.

Dijelaskan Yan Budianto, master plan Bandara Rembele disiapkan untuk tiga fase, yakni fase pertama dibangun untuk pesawat perintis yang disiapkan hingga 2018 (bandara sekarang), fase kedua untuk pesawat herkules dan Foker 100, dan fase ketiga untuk jenis pesawat Boing 737.

“Pembangunan bandara sekarang dipercepat 4 tahun oleh pemerintah pusat, dan dipersiapkan hanya 2 minggu saja, karena kita sudah punya masterplannya,” kata Yan Budianto yang juga salah seorang pelaksana teknis pembangunan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh, Bandara Cut Nyak Dien Meulaboh, Siemelu, dan beberapa bandara lainnya di Aceh dan di luar Aceh.

Yan Budianto juga mengatakan pihaknya memperkirakan apabila tidak ada kendala, pembangunan Bandara Rembele Tahap kedua sudah kelar pada Desember 2014 ini.

Pantauan LintasGayo.co selasa kemarin, pembangunan Bandara Rembele sudah dilakukan untuk bangunan dan meratakan tanah, namun terlihat masih terhambat karena masalah pembebasan tanah yang didanai Provinsi Aceh belum kelar (baca:.Warga resah, ×Pemerintah Aceh belum cairkan dana pembebasan tanah Bandara Rembele)

Pada fase kedua ini akan dibangun perkantoran, menara, dan perumahan. Kemudian pepenambahan landasan sepanjang 700 meter hingga menjadi 2100 meter. “Panjang fase pertama baru 1400 meter, fase kedua ditambah 700 meter, nanti difase ketiga penambahan tinggal 300 meter, itu sudah standar, dan Insya Allah akan menjadi bandara terbesar di Aceh setelah Bandara Internasional Iskandar Muda Banda Aceh,” demikian jelas Yan Budianto. (tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.