Salah seorang anggota Sanggar Seni Seulaweut Banda Aceh Salamuddin dipastikan akan menjadi sarjana berkat tari Saman.
Salamuddin tidak mengira sebelumnya jika ia akan menjadi seorang calon sarjana dari universitas ternama di Banda Aceh berkat tari Saman, sebuah tarian tradisional masyarakat Gayo yang telah diakui oleh badan dunia Unesco.
Selama ini ia hanya menjadi salah seorang penari Saman yang tergabung dalam Sanggar Seni Seulaweut Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Bersama sangggar ini pula ia telah banyak menampilkan tari Saman di berbagai tempat dan even kesenian bertarap lokal, regional dan nasional, dan itu ia geluti sejak semester-semester awal sebagai mahasiswa.
Karena kecintaannya terhadap seni yang telah berperan dalam penyiaran Islam dan menjadi identitas masyarakat Gayo, pada semester-semester akhir Salamuddin kemudian memilih jenis seni yang ia geluti tersebut sebagai objek kajian dalam tugas akhir berbentuk skripsi.
Lelaki kelahiran Lawe Beringin Gayo, Kuta Cane Kabupaten Aceh Tenggara pada tanggal 1 Januari 1985 ini pun selanjutnya melakukan sejumlah riset, wawancara terkait objek kajian penelitiannya selama beberapa bulan.
Setelah melalui ujian/sidang Meja Hijau yang hangat oleh empat orang dosen muda kandidat doktoral, masing-masing adalah Ade Irma, Salman Yoga S, Asmunizar dan Iman Zuwaini tugas akhir Salamuddin akhirnya dinyatakan lulus.
Meski dengan sejumlah catatan dan perubahan, metode dan juga relevansi rujukan dan keakuratan data serta isi, Salamuddin dengan judul Skripsi “Peran Tari Saman Sebagai Media Dakwah (Kajian Terhadap Gerak dan Syair)” telah berhak mengikuti sidang Yusidium dan Wisuda Sarjana Strata Satu pada tanggal 28 Agustus mendatang. [AR]