Catatan : Jamhuri Ungel
Istilah tadarus sangat populer dilakukan dii bulan ramadhan dan kebanyakan orang memahami bahwa tadarus adalah membaca al-qur’an baik secara individu atau dengan berkelompok baik dilakukan di menasah, mesjid ataupun di rumah masing-masing.
Pelaksanaan tadarus di bulan ramadhan oleh kebanyakan orang dilakukan dengan membaca al-qur’an sesuai dengan yang tertulis walaupun tidak mengetahui apa yang ada di dalam dan di balik yang tertulis.
Kalau kita kembalikan ke makna dasar dari tadarus tersebut tidaklah memadai dengan membaca apa yang tetulis, tetapi lebih jauh adalah meneliti dan mengkaji apa yang tertulis sehingga sampai kepada mengetahui apa yang terkandung jauh di dalam teks yang tertulis.
Bahkan lebih dari itu ada sebuah kajian yang tidak lagi melihat kepada teks tetapi lebih jauh melihat maksud dari teks.
Menilik kepada apa yang dilakukan oleh masyarakat ketika berada di menasah (dahulu) dibungkus dengan pemahaman bahwa tidak boleh berbicara hal-hal yang tidak baik di menasah.
Namun biasa si pencerita di menasah tidak tau apakah yang diceritakan itu benar atau salah, ini disebabkan cerita-cerita yang tidak diikat dengan kode etik ilmiah karena sebenarnya juga ketidakilmiahan bukanlah berarti ketidakbenaran.
Di menasah sering terjadi transpormasi informasi dari generasi yang lebih senior kepada yang junior dengan penuturan secara oral, mulai dari cerita yang bermuatan keagamaan sampai kepada cerita yang bermuatan cerita legenda budaya. Seperti cerita-cerita tentang Nabi mulai dari Nabi Adam sampai kepada cerita Nabi Muhammad tentang suka dan duka yang dihadapi oleh para Nabi.
Tidak hanya itu pembelajaran dari generasi tua kepada generasi juga merambah kepada masalah ketauhidan dan keberadaan alam ghaib yang menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Pembelajaran dari generasi tua kepada generasi muda yang terjadi di menasah pada bulan ramadhan juga pengajaran berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari sesuai dengan profesi yang dilakoni baik sebagai pedagang, petani, nelayan dan lain-lainnya.
Pembelajaran secara oral juga mengandung nilai-nilai uswah untuk generasi muda dari legenda yang ada dalam masyarakat dan juga akibat dari ketidakpatuhan pada norma agama, budaya dan adat.
Itulah makna tadarus di bulan ramadhan yang dijalankan di menasah dan masjid dalam tradisi masyarakat, tentu ini dilakukan dengan tidak membiarkan al-qur’an tidak di baca, tetapi biasanya dilakukan setelah pembacaan al-qur’an sambil menunggu tibanya waktu sahur.
*Redaktur senior Media LintasGAYO