[Cerpen]
Maulida
Sejak malam Sabtu itu aku sudah berangan-angan untuk pergi ke kampus dan memakai baju yang tidak pernah dipakai sebelumnya, semenjak kejadian laki-laki asing yang menghampirinya. Hari itu tepat pukul 08.00 Wib waktu masuk kuliah, ia bangun usai azan berkumandang karena jadwal kuliah masuk jam pertama.
Saat bangun matanya lansung menuju kertas warna warni bertuliskan seluruh mata kuliah, yang sebelumnya tidak dia ketahui jadwal hari ini mata kuliah apa dan waktunya jam berapa? Dia raih, dia lihat-lihat, perlahan tapi pasti kejadian itu membuatnya tak bersemangat untuk bergegas kekamar mandi seperti biasa. Namun malah kembali berbaring membayangkan kejadian di minggu lalu, kemudian diapun kembali terlelap. Tetapi beberapa saat kemudian ia bergegas bangununtuk menunaikan hutang yang tak pernah lunas kepada Allah SWT.
Kemarin saat dia begitu sangat berharap cepat masuk pada waktu yang ditentukan, akan tetapi kejadian menimpanya lagi yang semakin menghambat tujuannya menuju kampus yang berbarengan dengan mata kuliah yang akan diujiankan. Setibanya di jalan yang biasa ia lewati hujanpun mulai menetes. Entah kenapa sampai di jalan itu kakinya terhentak dan menjadi lecet. Tak disangka tiba-tiba “srtraaeeek” tasnya ditarek paksa, dengan sekuat tenaga ia mempertahankan, akan tetapi tidak berhasil.
Setelah kejadian itu ia seperti angin yang tidak tau arah. Di samping jalan tersebut ada kos-kosan kawan, ia berdiri di pintu dan dengan suara bergetar.
”Aku dijambret !”
Kawan-kawan yang melihatnya berdiri kaku kebingungngan tidak mengerti apa yang dikatakannya. Mereka hanya tercengang dan tidak menjawab apa-apa, mereka juga ikut panik melihat seorang gadis malang itu.
Kemudian ia berjalan lagi hingga bertemu dengan tiga orang laki-laki abang leting-nya.
”Ada apa dik?, dengan nada bergetar ia kembali menjawab
“Tas saya dijambret bang”
“Dimana kejadiannya dik?
“Di jalan samping kos itu bang”
Lalu abang-abang itu berusaha mengejar si penjambret, akan tetapi tidak berhasil kerena sudah terlalu lama dari saat kejadian.
“Sekarang adik mau kemana? Ada masuk kuliah?”
“Ada bang”
“Ya sudah, sekarang adik tenang dulu dan masuklah keruangan. Nanti kalau rezeki kita, tas adik pasti di kembalikan lagi.
Ia kemudian berjalan dengan tangan kosong. Sesampai di halaman kampus ia kawan-kawannya ikut berta.
“Ada apa Lida? Kok mukanya nampak sedih kali”
“Saya lagi musibah”
“Musibah apa Lida?
“Tasku dijambret”
“Aahhhh,,,,,”
“Dimana kejadiannya?
Dia pun menceritakan kronologi kejadian itu kepada kawan-kawannya sambil ditawari minum air putih, biar tenang katanya. Namun ia tidak peduli, dia tidak mau minum, dia terus menangis.
Seorang kawan, langsung mengirim pesan lewat sms ke nomor Hp Lida yang berada dalam tas yang dijambret.
“Tolong tas saya anda kembalikan, saya membutuhkan buku, Ktm dan Ktp untuk kepentingan kuliah. Terimakasih.”
Setelah itu jam waktu masuk kuliah pun tiba, ia dan kawan-kawan segera memasuki ruangan, akan tetapi gadis itu tidak konsentrasi dengan mata kuliah yang diberikan dosennya. Wajahnya masih suram dan terasa sedih sekali, sampai-sampai ia tidak menyadari waktu sudah berakhir.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba penjambret itu membalas sms ke nomor Hp kawan dengan bunyi ”Tolong tasnya diambil sekarang di Jalan Polem, ambil sekarang biar ngak basah dan diambil orang lagi. Terimakasih uang dan hp-nya, wassalam”.
Beberapa kawan menghampiri Lida dan berkata ”Tenang ya Lida, jangan sedih lagi, hari ini Lida sedang diuji. Setelah tas itu dibawa pulang gadis itu memeriksa seluruh isinya, ternyata tidak jauh beda dengan sms sang penjambret. Hp dan uang yang berjumlah 170 ribu diambilnya. Setelah kejadian itu gadis itu trauma disetiap jalan menuju kampus. Sejak saat itu setiap pergi ke kampus ia selalu bersama kawan-kawannya. [SY]
Maulida lahir pada tanggal 23 September 1991 dari lima bersaudara di Kecamatan Pante Bidari Aceh Timur. Bakat menulisnya dimulai sejak mahasiswi, bercita-cita ingin menjadi Reporter. Maulida,S.Sos.I adalah alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.