
Takengon-LintasGAYO : Pembangunan di dataran tinggi Gayo khususnya diseputar kota Takengon kabupaten Aceh Tengah dinilai masih berjalan ditempat dalam banyak hal. Terutama dalam memberikan rasa nyaman kepada masyarakat lokal untuk berekspresi atau tamu yang berwisata atau keperluan lainnya ke Takengon. Begitu penilaian seniman sekaligus wartawan senior yang sejak lama merantau di Medan Sumatera Utara, Syaiful Hadi JL.
“Katanya daerah kita kaya seni budaya, namun tidak punya ruang yang ideal untuk berekspresi seni. 20 tahun lalu saya baca puisi di GOS (Gedung Olah Seni) kondisinya seperti itu,” ujar Syaiful Hadi saat berkunjung ke kantor redaksi tabloid LintasGAYO, Minggu 23 Februari 2014.
Menurut Bang Ful, panggilan akrabnya, Takengon juga sangat butuh fasilitas wisata yang ekselen (memuaskan-red) yang bikin orang ketagihan berkunjung. Selain itu, minimal punya 3 padepokan seni.
“Seniman harus punya inisasi, pemerintah memberikan stimulus dan peduli,” saran Bang Ful.
Dia juga mengkritik sarana prasarana event pacuan kuda tradisional Gayo di Belang Bebangka Pegasing. “Masa urusan lapangan pacuan kuda saja sudah bertahun-tahun tak ada berubahnya. Tribun belum rampung, penontonnya tak nyaman, kios-kios tak ditata dengan baik,” kata seniman yang juga dikenal sebagai tokoh penting di tubuh Muhammadiyah Sumatera Utara ini.
Terkait media pemberitaan di Gayo, mantan Humas PT.Telkom wilayah Sumatera ini menyatakan Gayo butuh media kuat untuk menyuarakan Gayo yang sebenarnya. “Saya dan banyak yang berharap LintasGAYO mampu menjadi media kuat dari Gayo untuk menyuarakan Gayo yang sebenarnya,” pungkas Syaiful Hadil JL. (Darmawan Masri)







