
Takengon-LintasGayo.co : Ingin tau sejarah Gayo, ibarat berbicara atau bertanya kepada “Tetakut” (orang-orangan di tengah sawah-red) begitu kata Gumara, seorang pelaku seni Didong Gayo di Takengon, Kamis, 6 Februari 2014.
Karenanya, kata pemilik toko Aneka Musik yang berlokasi di jalan Peteri Ijo Takengon ini, dirinya kurang suka menulis syair Didong yang berkaitan dengan sejarah Gayo, karena tidak jelas, takut salah.
“Tanya sejarah seperti bicara sama tetakut, saya tidak mau menciptakan lagu Didong sejarah karena menurut saya tidak jelas,” ujar Gumara dihadapan sejumlah sejarawan dan budayawan Gayo dalam diskusi yang digagas para penliti dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh.
Atas ketidakjelasan sejarah Gayo tersebut, dirinya berharap agar terus dilakukan penelitian menggali sejarah Gayo tersebut, hasilnya bisa menjadi rujukan dalam menciptakan Syair Didong.
“Terimakasih pihak BPNB Banda Aceh yang telah mulai melakukan penulisan sejarah di daerah kami,” ujar Gumara, si produser serial komedi Gayo “Jul Iful Sagul”. (Kha A Zaghlul)





