
Takengon-LintasGayo.co : Seorang pedagang pengumpul kopi luwak arabika Gayo, Malio Adnan mengaku masih terus eksis mengirim kopi luwak ke konsumennya di Jakarta.
“Dalam sebulan, saya mengirim kopi luwak ke Jakarta hingga 200 kilogram,” kata Malio Adnan yang juga sebagai pengrajin ukir kayu Grupel di Takengon, Rabu 15 Januari 2014.
Pengakuannya, untuk mendapatkan kopi tersebut, dia telah memiliki jaringan hingga pedalaman Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dan dia mengirim kopi luwak tidak dalam bentuk green bean dan bubuk tapi dalam bentuk gabah yang masih berkulit ari.
Perkilogram kopi luwak, Malio mengaku dibeli hingga ratusan ribu Rupiah oleh pembeli. Dalam profesinya, dia tergabung dalam Asosiasi Kopi Luwak Gayo (AKLG).
Sebelumnya media ini melansir bahwa kopi luwak di Gayo dinyatakan sangat terbatas produksinya. “Kopi luwak asal Gayo terbatas produksinya, kami tidak menyediakannya di sini walau permintaan cukup banyak,” kata Mursada, pemilik Sada Coffee Banda Aceh, Selasa 14 Januari 2014 lalu. (d’aKa)





