
Jakarta-LintasGayo: “Ada ruang kosong intelektual yang harus diisi di Aceh” ungkap Azwir Nazar, seorang kandidat doktor dalam diskusi Politik di Jakarta, Sabtu, (31/8) sore. Menurut jebolan Komunikasi Politik UI ini mahasiswa dan kaum intelektual perlu berkontribusi positif terhadap perkembangan dan pembangunan Aceh. Termasuk mengawal dan mendorong kebijakan yang menyentuh langsung kepentingan rakyat.
Memilih diam tidak akan menyelesaikan apa-apa. Lebih baik berbuat sesuai bidang dan disiplin ilmu masing-masing. Ada istilahnya lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk dalam kegelapan.
Azwir juga mengajak seluruh elemen intelektual dan mahasiswa master/doktoral di Jakarta untuk tidak terkotak-kotak dalam perbedaan dan bersatu untuk kepentingan Aceh yang lebih baik. “Sekali lagi, karena kita banyak ‘warna’,” ujarnya.
“Terlalu melelahkan bila membincang perbedaan. Mari kita ‘pelukkan’ saja persamaan dan mimpi untuk Aceh yang kita cintai bersama,” tulis kandidat Doktor itu.
Sementara pembicara lain Yunidar M. Si, alumni Resolusi Konflik UGM banyak menyorot tentang perjalanan panjang aktivis mahasiswa dan konflik di masa lalu. Menurut alumni Jeumala Amal ini teman-teman IMPAS harus menjaga dan menambah jaringan intelektual di Aceh maupun nasional.
Sementara itu M. Akbari dan Ibnu Abbas mewakili wisudawan Pascasarjana UI yang diwisuda hari ini (31/8/2013) menyarankan perlunya perencanaan yang matang dan strategis untuk memperkuat etika dan estetika dalam berorganisasi.
Disamping, perlunya semangat dalam meraih cita-cita, suka cita sudah menjadi dinamika yang melahirkan sebuah harmoni. Generasi Aceh harus sekolah yang tinggi dan jangan menyerah.
Diskusi bulanan ini digagas Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta dalam rangka Halal Bilhalal mahasiswa pasca sarjana Aceh dengan tokoh Intelektual Aceh di Jakarta.
“Bulan ini kita mengambil tema ‘Menggali Potensi IMPAS 2013-2015″ yang bertempat di Ruang Rapat PP – Taman Iskandar Muda” ujar Yusra Jamali, Ketum IMPAS.
Adapun para peserta diskusi terdiri dari mahasiswa pascasarjana Aceh di Jabotabek, organisasi Aceh di Jakarta, tokoh muda, intelektual, wartawan dan masyarakat umum.(rilis)