Taruna Si Tuna Netra, Mengaji hingga Musik

oleh
Taruna (paling kanan) saat bermain keyboard. (Supri Ariu)
Taruna (paling kanan) saat bermain keyboard. (Supri Ariu)
Taruna (paling kanan) saat bermain keyboard. (foto : ist)

TAHUN ini adalah sebuah pengalaman baru bagi kami Alumni 2009 SMA/Sederajat se Gayo Lues. Senin, 05 Agustus 2013 kemarin, saat menggelar kegiatan bakti sosial dan buka puasa bersama yang dibungkus menjadi sebuah kebahagiaan “Satu Hari Bersam Kami” di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Mutiara Leuser di Desa Leme, Blangkejeren Gayo Lues.

Bersyukur sekali rasanya, bisa berbagi kebahagiaan dalam satu hari penuh bersama anak-anak siswa SDLB Mutiara. Mulai dari masak, bermain, belajar, bermain musik, serta diakhiri dengan berbuka puasa. Memang ini bukanlah menjadi kali pertama saya datang kesekolah ini, tahun kemarin kami juga pernah berkunjung tepat setelah kami menggelar kegiatan panggung harmoni Katakan Gayo Dengan Karya di Puja Sera, Gayo Lues.

Saat itu kami sempat bercerita dengan salah satu siswa yang diketahui pernah menjadi pemenang juara 2 dalam ajang lomba menyanyi tingkat siswa SDLB se-Provinsi Aceh. Kali ini saya kembali berkenalan dengan sahabat-sahabat baru. Salah satunya dengan seorang anak bernama Taruna yang mengaku masih berumur 20 tahun.

Dia sangat ramah, dan halus bertutur, dari kejauhan, dia nampak gesit mempersiapkan segala kebutuhan sesaat setelah kami datang. Sebelumnya saya tidak sempat berkenalan dengan dia, hanya melihat dari jauh, sebab saya juga sedang asik bermain dengan anak-anak yang lainnya terutama dengan gadis kecil yang lucu bernama Azizah dan Zulaiha, serta si kecil Ajuar yang menurut saya sangat bijak menyambut kedatangan abang-abang dan kakak-kakaknya.

Menjelang sore, tepatnya setelah shalat Ashar, saya mendengar alunan musik keyboard dari arah studio kecil milik SDLB Mutiara, tak lama dari itu saya mendengar suara yang sangat saya kenal menyanyikan sebuah lagu Gayo lama, ya itu Rabuman, mahasiswa asal Rikit Gaib yang kini menimba ilmu di Jakarta.

Sayapun menjadi ingin ikut bernyanyi dan ikut masuk ke studio kecil dengan ukuran sekitar 3 x 2 meter tersebut. Saya kaget, ternyata yang bermain keyboard itu adalah Taruna, anak yang saya lihat tadi siang. Mereka nampak asik menyanyi berdua, dan saya kagum melihat kelihaian Taruna dalam memetik kord keyboardnya.

Lama saya memperhatikan Taruna memainkan keyboardnya, setelah mereka selesai langsung saya ajak berkenalan. Spontan saya terkejut, Subhanallah, ternyata Taruna selama ini tidak melihat, sedikitpun saya tidak menyangka hal itu.

Saya bertambah kagum dengan anak ini, meskipun dia mengaku sejak umur 2 tahun dia tidak bisa melihat, tapi ilmunya tentang seni luar biasa, saya sendiri mengaku iri dengan kelihaiannya bermain musik. Taruna belum mengaku belajar bermain kerboard, hanya dengan waktu 7 bulan, anak yang berasal dari Desa Rikit Gaib ini sudah bisa memainkan keyboard baik lagu Gayo, Aceh, ataupun pop Indonesia. Akhirnya saya juga ikut bergabung menyanyi bersama hingga beberapa lagu.

Tak terasa sore menjelang, selesai itu kami ikut membantu teman-teman mempersiapkan segala makanan untuk berbuka. Suasana kebahagiaan semakin kami rasakan, bersama anak-anak yang nampak riang gembira ikut bekerja bersama kami. Waktu berbuka tiba juga, dengan lahap kami menyantap semua makanan. Kekaguman yang saya rasakan tadi sore semakin meluap, ketika saya mengetahui ternyata Taruna juga pandai mengaji.

“Taruna lumayan banyak tahu tentang bacaan doa-doa dan ayat-ayat Al Qur’an. Beberapa bulan kemarin Taruna juga ikut serta dalam MTQ di Subulussalam,” aku Ibu Hj.Kamaliah Kepala SDLB Mutiara.

Satu hari itu, saya rasakan kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Berbagi kebahagiaan dengan sahabat-sahabat lama dan keluarga baru menjadikan saya lebih mengerti bagaimana makna bersyukur. Kami yang selama ini sibuk dengan pakaian baru untuk menyambut lebaran, kami yang selama ini sibuk memikirkan untuk jalan-jalan, kami yang selama ini terpenjara dalam kelalaian.

Kepada adik-adik di SDLB Mutiara saya mengucapkan banyak terimakasih atas kebahagiaan ini. Terimakasih juga atas ilmu yang adik-adik berikan, ternyata saya harus lebih banyak bersyukur. Semoga adik-adik kelak akan menjadi penerus bangsa Negeri ini, dan tentunya saya berdoa semoga adik-adik selalu dalam lindungan-Nya. (Supri Ariu)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.