[Cerpen] Gadis Pencari Matahari

oleh

Aini Linge*

BAJU gamis berwarna hijau muda kini membalut seluruh tubuhnya di padu dengan jilbab rabbani besar warna hijau menambah anggunnya gadis muda tersebut, senyum mengulum selalu di bibirnya yang selalu menghiasi wajah gadis berkulitkan sawo matang tersebut menampakkan sikap ramahnya terhadap semua orang.

Gadis yang berkulit sawo matang itu lahir pada tanggal 19 juli 1991 di Temanggung, Roziah namanya. Sejak kecil hobinya melakukan hal baru, yang belakangan di ketahui alasannya adalah “hal baru tidak pernah membosankan”. Materi faforit dalam setiap pembahasannya adalah semua materi yang dikaitkan dengan Islam, alasannya karna jadi semakin mudah difahami. Hal itulah yang mengantarkannya pada sebuah kampus Islam IAIN Ar-raniry Jurusan Komunikasi Islam.

Duri Perjalanan mengantarkan nafasnya pada sebuah komitmen bahwa “hidup adalah perjuangan”. Itulah yang membuat mahasiswi  semester  tujuh ini lebih cendrung bergerak tanpa banyak berfikir apalagi banyak bicara. Hobinya melakukan hal baru membuat penyandang nama panggilan “Ozi” itu sudah masuk BEM pada semester kedua, diikuti organisasi lain seperti LDK, BEMAF, HMJ, KAMMI, WASILAH dan beberapa organisasi lain yang menurutnya menarik untuk diikuti.

Mahasiswi yang memiliki senyum manis ini pergi ke Banda Aceh hanyalah semata-mata keinginan sendiri tanpa ada dukungan dari kedua orang tuannya serta seluruh keluarganya. “Seorang perempuan bagaimanapun tinggi titelnya akhirnya hidupnya juga di dapur dan mengurus rumah tangga yang baik”. Itulah prinsip kedua orang tuanya dan keluarganya yang tidak memberi sedikitpun peluang untuk gadis manis ini untuk menemukan impiannya menjadi seorang mahasiswi.

Namun kata-kata itu semua dihilangkannya dengan hadirnya seorang teman yang bernama Irama BR Sinaga yang memberikan motivasi-motivasinya untuk menuntut ilmu ke kota Banda Aceh. Timbullah kembali nyali gadis itu untuk kembali meraih mimpinya. Ia bertekad akan pergi meskipun tidak direstui oleh keluarganya. Dengan rasa yang tidak percaya gadis ini berjalan meninggalkan kampung halamannya dengan membawa uang tabungannya yamng selama ini ia simpan untuk pergi menemui orang tuanya di provinsi Lampung.

Meskipun rasa rindunya terhadap orang tuanya yang  sudah bertahun-tahun tak jumpa dan hanya tinggal bersama kakak kandungnya, meraih mimpi menjadi seorang mahasiswi lebih penting baginya. Rasa rindu terhadap orang tuanya menghilang dan ia berkata kerinduannya akan di balas dengan kesuksessannya kelak suatu saat nanti. Serta ia berjanji ingin memberikan hal yang nyata hasil dari gadis ini melarikan diri dari rumah kakaknya demi untuk menuntut ilmu di negeri rantau.

Kepergian seorang gadis asal Singgkil ini tidak diketahui oleh keluarganya. Ia pergi bersama keluarga temannya. Ia merasa sedih ketika ia melihat keluarga temannya yang memberi dukungan penuh terhadap anaknya dengan menghantarkannya hingga sampai pada kota tujuan. Keharuan dan kesedihan selalu menggelayuti hatinya. Dan ia berkata dalam hati “ya Allah betapa bahagianya temannya ini terhadap keluarganya, tidak seperti keluarganya sendiri yang sama sekali tidak mendukung kepergiannya untuk menuntut ilmu dan merantau ke kota yang jauh dari kampung dan lebih jauh lagi dari orang tuanya”.

Lamunan itu hilang ketika ia kembali tersadarkan oleh cita-citanya yang ingin menjadi seorang mahasiswi di suatu universitas kota Banda Aceh. Tetesan air mata yang membasahi pipinya segera di hapusnya. Di dalam hatinya ia selalu berdoa “ ya Allah…berikanlah jalan yang lurus untuk menempuh segala kehidupannya, dan berilah perlindungan nya untuk mengemban amanahnya mencari ilmu pengetahuannya”.

Dalam hati selalu berdoa kepada Allah agar selalu di beri perlindungan dan di beri kemudahan untuk mencari ilmuNya. Tidak lupa ia selalu berdoa untuk kedua orang tuanya agar selalu di beri kesehatan dan ketabahan untuk menghadpi hidup di dunia. Hingga akhirnya waktu pun menghantarkan gadis ini  ke sebuah dunia yang penuh dengan tantangan hidupnya yaitu dimana dia berjuang hidup di kota dan jauh dari sanak saudaranya.

Bekerja sambil kuliah adalah salah satu usaha untuk menyambung ketentraman hidupnya tinggal di suatu lingkungan asing tanpa ada satu keluarga pun yang mendampingi. Lambat laun gadis ini memiliki banyak tema dan di anggapnya sebagai saudaranya sendiri. Meskipun tanpa ada sanak saudara kini ia menjadi bahagia. Nasehat orang tuanya untuk tidak meninggalkan shallat lima waktu dan membaca Al-Quran selalu ia kerjakan, inilah hal terbaik bagi hidupnya. Membaca Al-Quran adalah inspirasinya dalam menenangkan diri serta memberi petunjuk kepadanya untuk mencari jalan kebenaran.

Karna begitu banyak pengeluaran biaya tinggal di kota Banda Aceh, gadis asal kota Singkil ini memilih tinggal di sebuah asrama putri Singkil yang berada di Lamprit, hal ini untuk menghemat biaya tinggalnya, gadis tersebut memilih di asrama karena selain ia bergabung dengan kawan-kawan satu kampungnya, juga menghemat biaya sewa tempat tinggalnya.

Gadis yang berwajah sendu itu berfikir kalau seandainya tinggal di sebuah kos-kosan di Banda Aceh biayanya terlalu mahal dan tidak cukup di gunakan untuk yang lainnya, karena ia tak pernah mengharap uang kiriman dari kedua orang tuanya yang sudah tua dan jauh darinya yaitu di provinsi Lampung.

Sinar matahari yang membakarnya kini semangkin membuatnya untuk bersemangat mencari ilmu pengetahuan di kampus tercintanya. Ia menyusuri jalan setapak dari arah asramanya dan tidak lupa memberikan senyuman manisnya terhadap semua orang, baginya senyum merupakan salah satu amal yang sangat mudah di cari dan dapat memberikan kenyamanan terhadap semua orang. ia  menuju jalan persimpangan jalan raya dan berhenti sejenak di halte depan masjid Agung Oman yang ada di Lamprit untuk menunggu sebuah mobil labi-labi menuju kampusnya di Darussalam.

Gadis cantik itu sangat hobi menggunakan jilbab besar karena selain jilbab itu bagus di gunakan dan juga sekaligus untuk menutup auratnya. Begitu juga dengan pakaian yang selalu di gunakannya berupa baju yang berbentuk gamis tidak ketat dan selalu menutup auratnya. Hal ini menghantarkannya kepada hobinya yang selalu kaitannya dengan islam dan ajaran Rasulullah.

Menurutnya pakaian wanita yang baik adalah pakaian yang tidak mengundang hawa nafsu. Dan ini juga ada dalam ayat Al-quran yang menceritakan tentang pakaian wanita yang bagus. Diantaranya surat Al-A’raf ayat 26 yang artinya:
“Hai anak Adam , sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan juga sebagai perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”.

Gadis yang selalu menggunakan busana muslimah itu biasanya kekampus lebih awal dari jam belajar, dan menghampiri temannya di Darussalam. Selain ramah, gadis cantik itu juga suka membantu bagi yang menbutuhkan. Karena gadis asal Singkil itu selain cantik juga memiliki IQ yang lumayan.

Saling membantu dalam ajaran Islam saling membantu sesama merupakan hal yang harus di laksanakan untuk mendapatkan kebaikan. Hal ini juga tertera dalam ayat Al-Quran QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 74 yang artinya :

Saling membantu sesama merupakan amal jariah, dimana selama bantuannya masih bisa di gunakan maka amal yang memberikan bantuan tersebut akan mengalir bagikan air yang mengalir, meskipun dia sudah tidak ada di dunia. Hal itulah yang memberikan semangatnya untuk membantu kawannya yang membutuhkannya.

Hal ini seperti dalam sabda Rasulullah “Apabila mati seseorang insan, maka akan terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan daripadanya dan doa anak soleh yang senantiasa mendoakannya.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Satu noktah penting yang perlu diambil perhatian ialah seseorang itu telah meninggal dunia, masih ada peluang untuknya membuat pahala sebagai bekalan berpanjangan dan berterusan di alam kubur. Maksudnya, pahala akan tetap bertambah walaupun ketika itu dia berada di dalam kubur dalam keadaan tidak mampu untuk beramal lagi. Ibarat orang yang membina saluran air dari gunung, air itu akan terus mengalir. Begitulah pahala yang di terima olehnya.

Selain ia memiliki sifat yang rendah hati, gadis ini juga sering membujuk kawannya untuk menuju jalan kebaiakan dan jalan yang di ridhoi oleh Allah, agar semua yang di kerjakan mendapatkan berkah dari Allah dan tidak menimbulkan kemaksiatan yang di hasut oleh para kaum iblis yang selalu mengganggu manusia yang sedang menuju jalan kebenaran.

Dengan menyibukkan diri kata-kata lelah selalu di hilangkan olehnya, karena lelah untuk mencari sebuah ilmu juga merupakan sebuah amal yang akan mendapatkan pahala, kelelahan tersebut ia yakin akan di bayar.

Meskipun banyak orang yang telah melecehkannya, gadis ini tidak akan pernah berhenti untuk melakukan aktifitas. Ia berfikir lecehan tersebut merupakan sebuah cobaan baginya untuk menempuh jalan yang menuju surga Allah. Gadis tersebut pantang menyerah dan mengatakan hidup merupakan suatu perjuangan yang susah guna untuk mendapatkan impian yang kekal menyongsong hidup yang cerah. (Kurator LG-007)

 – Aini Linge

Aini Linge adalah nama pena dari Qurata Aini. Lahir di  Takengon Aceh Tengah pada 17 Agustus 1990 yang masih tercatat sebagai mahasiswi di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Aini Linge kini tinggal di Kopelma Darussalam Banda Aceh.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.