Stunting dan Pengaruhnya Pada Generasi Bangsa

oleh

Oleh : Putri Hastuti, S.Gz*

Hari Gizi Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 Janauari, pada tahun ini peringatan HGN mengangkat tema “Protein Hewani Cegah Stunting”. Tema ini sebagai bentuk ajakan untuk bersama-sama mencengah stunting pada anak.

Mengingat stunting masih menjadi masalah serius yang kita hadapi hingga saat ini dan berpengaruh besar terhadap generasi bangsa ke depan.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, kekurangan gizi bisa terjadi sejak anak dalam kandungan. Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek daripada tinggi badan yang seharusnya pada usianya atau disebut anak pendek.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 prevalensi stunting di Aceh sebesar 33,2 % dan Aceh menjadi peringkat ketiga stunting tertinggi di Indonesia. Gayo Lues merupakan kabupaten dengan prevalensi tertinggi di Aceh yaitu sebesar 42,9%, dan untuk 2 kabupaten tentanggannya Bener Meriah dan Aceh Tengah prevalensi stuntingnya sebesar 40% dan 34,3%.

Angka tersebut masih Jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menargetkan penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Stunting disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada saat kehamilan, anak tidak mendapatkan ASI ekslusif, pola asuh yang salah, lingkungan yang terpapar asap rokok, dan masih rendahnya hygiene sanitasi.

Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak saja, tetapi stunting bisa menyebabkan penurunan kecerdasan otak pada anak. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau biasa disebut usia emas, usia ini dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun.

Pada masa inilah otak mengalami pertumbuhan sangat cepat. Kekurangan gizi kronis atau kekurangan gizi pada waktu yang lama tidak hanya berdampak pada berat badan anak saja, tetapi juga akan berpengaruh terhadap kekurangan energi ke otak. Sehingga stunting ini bisa menyebabkan penurunan kecerdasan pada anak.

Jika stunting telah berdampak ke otak tentunya dalam jangka panjang akan berpengaruh kepada penurunan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Stunting ini menjadi masalah kemanusian dan bangsa yang memerlukan kepedulian semua kalangan dan harus diselesaikan bersama-sama.

Salah satu cara untuk mencegah stunting adalah mengonsumsi protein hewani seperti tema yang diangkat pada peringatan HGN KE-63 tahun ini.

Makanan Tinggi Protein Hewani

Selain sumber energi, protein juga berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh. Protein hewani mengandung zat gizi makro dan mikro yang mudah di serap oleh tubuh. Protein juga mengandung asam amino esensial yang lengkap membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, dan membantu perkembangan otak pada balita.

Tubuh yang mengalami kekurangan protein sel-sel tubuh tidak tumbuh dengan baik, kekebelan pada tubuh akan terganggu yang bisa menyebakan berbagai penyakit, massa otot tidak bertambah, akhirnya menyebabkan tubuh akan susah berkembang dan bertumbuh.

Namun, pada saat ini konsumsi protein masyarakat masih tergolong rendah. Ada beberapa sumber protein hewani yang mudah kita temui seperti telur, hati ayam, ikan, daging, dan susu dan produk olahan susu.

Membiasakan sehari-hari untuk selalu mengonsumsi sumber makanan protein hewani masih perlu terus di tingkatkan, karena protein hewani dinilai efektif untuk mencegah stunting pada anak.

Istilah isi “piringku” dengan pedoman gizi seimbang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi sayur dan buah, setengah piring diisi dengan sumber kabohidrat dan protein hewani dan nabati. Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Oleh sebab itulah mengonsumsi makanan yang beragam sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asupan zat gizi dalam tubuh.

Selain mengonsumsi protein hewani untuk pencegahan stunting, ada beberapa hal lagi yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting yaitu memenuhi kebutuhan zat gizi sebelum dan selama kehamilan, memberikan ASI ekslusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal sesuai dengan usia anak, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan lingkungan yang bebas dari asap rokok.

Mari bersinergi bersama-sama mengatasi stunting sebagai upaya mempersiapkan generasi bangsa ini bertumbuh dan berkembang dengan baik sehingga nantinya menciptakan generasi unggul dan berkualitas.

Selamat Hari Gizi Nasional ke-63

*Nutrisionis RSUMAK Gayo Lues

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.