Salman Yoga S Paparkan Peradaban Gayo Dalam Didong

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co: Seminar Didong yang digelar yang digelae Sabtu 5 Agustus 2023 di Takengon, dihadiri oleh ratusan tokoh budaya, seniman Didong dan berbagai unsur dari 3 Kabupaten Gayo bersaudara.

Dalam sesi seminar yang pertama dalam sejarah dan seminar ilmiyah terbesar seniman itu berlangsung dari pagi hingga menjelang magrib. Salah seorang narasumber Dr. Salman Yoga S.,S.S.Ag.,MA.,CPM yang tampil mempersentasikan makalahnya dengan topik khusus dan utama tentang Didong Sebagai Peradaban Gayo.

Dalam pemaparannya Salman yang juga redaktur budaya media LintasGAYO.co ini mengatakan Didong merupakan elemen terpenting dalam peradaban Gayo.

”Didong merupakan elemen terpenting dalam peradaban Gayo. Kata peradaban berasal dari Bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai nilai, adab, sopan santun, akhlak mulia dan berperikemanusiaan,” katanya.

“Dalam Didong segala hal dapat muncul dan diaktualisasikan, termasuk menyangkut nilai budaya, agama, fenomena sosial, adat, sistem dan berbagai bidang kehidupan, teknologi, filsafat, agama bahkan politik,” tambahnya.

“Semua diekspresikan, diaktualisasikan dan ditransformasikan melalui kesenian Didong diluar eksisistensi utamanya sebagai media hiburan. Karenanya selagi syair-syair Didong mengangkat hal-hal tersebut maka dapat dikatakan Didong merupakan peradaban Gayo,” lanjut Salman.

Ditambahkan, mengingat peran dan fungsi Didong yang demikian besar dalam kehidupan masyarakat Gayo sudah saatnya seniman dan pelaku (ceh) Didong kembali kekhittah esensi Didong itu sendiri sebagai media komunikasi sekaligus sebagai penjaga gawang nilai-nilai ke-Gayo-an.

“Hal utama yang menjadi rekomendasi saya dalam seminar penting ini adalah: 1. Setiap group dan Ceh Didong harus mampu mengangkat nilai sejarah, agama, kearifan dalam setiap karya-karyanya. 2. Menetapkan tanggal HARI DIDONG sebagai momentum kebudayaan. 3. Membangun GEDUNG DIDONG yang refsentatif, artistik dan permanen sesuai dengan filosofi ke-Gayo-an. 4.

Menyelenggarakan even-even Didong secara bertingkat/berjenjang dan berkala. 5. Mengabadikan nama-nama Ceh berjasa menjadi nama-nama jalan. Menjadikan Didong sebagai muatan pendidikan kearifan dalam segala jenjang pendidikan.

“6. Mendorong terkonsepnya regulasi yang berpihak kepada pelestarian, pengembangan, penghargaan dan pendokumentasian kebudayaan,” tambah Salman yang juga dosen UIN Ar-Raniry dan Pimpinan lembaga The Gayo Institut (TGI) ini disambut positif oleh seluruh peserta seminar.

[Red]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.