Sedikit Cerita Dari Kami Anak Negeri yang Terisolir

oleh

Oleh : Agus Muliara*

Setiap kali kita berbicara tentang perehaban infrastruktur dan juga kemajuan negeri Linge, pemerintah daerah yang selalu kita hormati pasti melontarkan bahasa, apa PAD yang bisa kita dapatkan dari sana? Toh disana tanahnya gersang, sumber air sulit, sehingga kita bingung upaya apa yang bisa kita berikan untuk peneningkatan PAD dari Linge!

Miris rasanya mendengar ocehan receh yang dilontarkan mereka kepada negeri asal Gayo itu. Mengapa tidak, mereka mengatakan PAD dari sana tidak ada yang bisa kita harapkan, sehingga sia-sia rasanya jikalau kita harus memfokuskan pembangunan kesana, karena memang tidak ada yang bisa kita harapkan.

Kami menganggap untuk saat ini, pemerintah daerah kita sedang menjilat ludah yang mereka buang. Mengapa demikian? Ya karena kita lihat saat ini banyak antek asing hadir ke negeri Linge dengan tawaran luar biasa tingginya, sehingga mampu menjamin kehidupan masyarakat banyak dan juga menghidupi mereka yang tamak akan materil dan juga kekuasaan.

Banyak hasil bumi di negeri asal tersebut tertanam maupun yang timbul kepermukaan. Namun memang perlu modal besar untuk mendapatkannya, sehingga mereka berfikir tidak akan sanggup menginvestasikan APBD maupun APBN ditambah lagi dana otsus untuk memodali kekayaan di Linge tersebut, sehingga mereka memilih opsi menggadaikan negeri asal tersebut ke PMA.

“Engon ko so tanoh Gayo,simegah mureta dele,rum batang nuyem si ijo kupi bakoe…uet mi mas ku,” jeritan lagu Tawar Sedenge

Untuk keadaan negeri kita saat ini “Koro mungoro kucing si mangan kero” terjemahannya “kerbau yang membajak sawah tapi kucing yang menikmati nasi.”

*Putra Linge

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.