Mentalitas Saudagar, Budak dan Pecinta dalam Beribadah

oleh

Catatan Jumat : Mahbub Fauzie*

Ibadahnya seorang hamba Allah Swt sangat tergantung pada motivasi atau niatan hati orang tersebut. Tingkat keimanan dan ketakwaan setiap orang tentu berbeda. Dan dalam hal tersebut hanya Allah Swt yang tahu. Bagi Allah Swt, tidak ada yang tersembunyi. Baik yang nampak dari prilaku tindak dan cakap seseorang maupun yang ada terbisik dalam hati.

Pelaksanaan ibadah seseorang dalam rangka mengamalkan perintah agama sebagai upaya pemantapan keimanan serta ketakwaan, setidaknya tidak terlepas dari motivasinya. Ada yang tulus ikhlas, terpaksa atau sekadar melakukannya. Bahkan ada juga pengamalan ibadah seseorang itu tidak terlepas dari motivasi untung dan rugi.

Rehat sejenak sepulang shalat jumat di salah satu masjid dekat kami bekerja, saya tertarik dengan penyampaian khutbah jumat yang dibacakan sang Khatib. Sembari mengingatkan dan mengajak jamaah majelis jumat dengan wasiat takwa, ada kutipan ayat (dalam Surah Ali Imran : 139) , Sang khatib juga mengutip ujaran Filosof Muslim Ibnu Sina tentang Tiga Tipe Manusia Beribadah.

Diawali dengan kutipan ayat yang maknanya: “Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran [3]: 139); lalu sang Khatib memaparkan ujaran Ibnu Sina tentang tiga tipe manusia beribadah.

Pertama adalah tipe pedagang, pebisnis atau saudagar. Pelaku ibadah tipe ini cendrung karena ingin mendapatkan keuntungan dalam beribadah yakni memperoleh balasan kelipatan dari amalan yang dilakukan, setidaknya karena agar masuk syurga. Dan ini tidak salah, karena memang ketika seseorang beribadah, diyakini akan mendapat balasan baik dari Allah Swt.

Tipe kedua adalah tipe ‘abid, atau hamba sahaya. Tipe ini digambarkan sebagai kebalikan dari tipe pertama. Ibadahnya karena perasaan takut. Ibarat hamba sahaya, melaksanakan pekerjaan karena takut kepada majikan. Bawahan bekerja takut karena kepada atasan. Inilah mentalitas budak.

Ketiga orang beribadah karena tulus ikhlas karena kecintaan. Tipe ini tipe pecinta. Bukan karena ingin balasan atau karena takut ancaman. Seseorang muslim beriman beribadah karena semata-mata ingin mendapat dan mencapai ridha Allah SWT. Bukan karena pamrih apapun.

Dari catatan hasil menyimak khutbah sang khatib ini, setidaknya ada yang perlu direnungkan oleh kita terkait aktifitas keseharian kita selama ini. Masuk tipe mana motivasi kita dalam melaksanakan amalan, baik pekerjaan kita maupun ibadah kita? Itulah mentalitas kita dalam beribadah… Wallahu a’lam bis shawab.

*Mahbub Fauzie adalah salah seorang ASN Kemenag Aceh Tengah yang bekerja di KUA Kec. Pegasing


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.