Mahar Jingga : Kisah Pilihan Sulit, Poligami atau Monogami!

oleh

Nizam ingin menikah lagi dengan Nadya, seorang penulis muda yang baru saja dikenalnya saat peluncuran buku yang ditulis Nizam sendiri, mendengar hasrat suaminya ingin menikah lagi Sabria meneteskan air mata seperti mata air yang mengalir dari dalam dan dari kejernihan.

Bila niat Mas sudah bulat untuk menikah lagi, beri alasan yang lebih terukur? Kata Sabria kepada suaminya, kalau itu yang Dinda inginkan, baiklah kata suaminya. Dia mampu menggetarkan Mas di pandangan pertama, persis seperti getaran yang Mas rasakan saat bertemu Dinda waktu pertama kali dulu.

Suatu hari Nizam termenung memikirkan pesan ibunya yang terus bermain-main di kepalanya. “Zam, bagi laki-laki kesetiaan itu menjadi sesuatu yang membanggakan untuk istri dan anak-anaknya kelak. Sementara bagi perempuan, kesetiaan itu menjadi kehormatannya.”

Nizam bingung, apakah ibunya tahu apa yang sedang terjadi, ia tahu Sabria tak mungkin mengadukan hal ini kepada ibunya, apakah ini yang dimaksud dengan kontak batin seorang ibu dan anaknya dan yang semakin membingungkan Nizam adalah benarkah semua ini bermuara pada kesetiaan yang sudah dilanggarnya?.

Memang bila dipikirkan lebih dalam, masalah kesetiaan yang telah dilanggar Nizam. Bila ia memilih untuk setia, ia tak akan memberi ruang untuk berkenalan dengan Nadya.

Namun, apa mau dikata berada dalam dunia yang sama dan perkenalan keduanya pun bereaksi sangat cepat hingga muncullah pikiran Nizam untuk menikahi Nadya.

Beban yang paling ingin dihindari oleh kaum Hawa adalah saat suaminya memutuskan untuk menikah lagi. Namun, Nizam ingin tahu perasaan Sabria, sebagai istri dan sebagai wanita.

“Sebagai istri, aku pasti ingin aku saja yang bersemayam di hatimu. Tapi sebagai wanita, aku punya logika untuk berpikir. Silahkan jika Mas ingin menikah lagi, tapi ingat, akan ada konsekuensi besar yang menanti keputusan Mas dan itu bukan hanya menimpa Mas, tapi juga orang-orang di sekitar Mas.”

Dalam batin Nizam, jawaban istrinya sangat cerdas, tidak egois, dan percaya diri. Dalam perjalanan kisah yang sangat rumit dialami Nizam bersama Sabria dan Nadya, tiba-tiba muncul sosok masa lalu yang pernah hadir dalam kehidupan Sabria dan Nadya. Tharik dalam kenangan Sabria dan Fikri pada sosok Nadya.

Nah, apa yang terjadi selanjutnya antara Nizam, Sabria, dan Nadya? Sebuah novel dengan judul “Mahar Jingga” yang ditulis oleh Syarif Hade, seorang dosen pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga penulis yang bertekad mengabdikan hidupnya untuk dunia sastra.

Novel yang ditulis Syarif Hade merupakan kisah pertarungan tentang kesetiaan yang memberi pelajaran bagi pembacanya. Bahkan spesialnya lagi novel ini dipersembahkan Syarif Hade untuk semua kaum Adam dan Hawa yang sedang berjuang melewati ujian Mahar Jingga dalam hidupnya.

Dr. Sudartono Abdul Hakim, mengatakan bahwa “Novel ini bukan sekedar mengisahkan perjalanan seorang pria yang dihadapkan pada pilihan sulit: poligami atau monogami. Tapi, juga mengajarkan arti penting kesetiaan, kejujuran, kesetiaan, dedikasi, pengorbanan, kesediaan berbagi, respek dan harmoni dalam hidup.”

Nah, layak dibaca novel dari Syarif Hade yang insipiratif ini Novel ini bisa dibaca lewat handphone sambil santai dengan secangkir kopi di masa pandemi ini melalui layanan iPusnas yang bisa di download melalui Play Store. Nah, selamat membaca!

Info Novel:
Judul Novel: Mahar Jingga
Penulis : Syarif Hade
Penerbit : Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Jumlah Hlm: 174

Resiator Novel: Husaini Muzakir Algayoni

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.