BUKAN hal yang awam bila semua rakyat Gayo butuh wakil yang tidak sekedar duduk manis seperti anak TK di kursi dewan, rakyat Gayo pada hakikatnya butuh manusia untuk wakilnya di dewan,manusia yang benar-benar manusia, punya telinga yang mendengarkan aspirasi rakyat, punya mata untuk melihat apa yg di butuhkan rakyat, punya hati untuk merasakan hal yang di inginkan rakyat serta punya lidah yang lurus untuk berbicara bijak memperjuangkan kesemua itu.
Bukan hal baru bila dalam pemilihan wakil rakyat, rakyat sudah sering mengurut dada saat orang yang di pilih bukanlah “manusia”, ketika belum menjadi dewan selalu menyapa rakyat dengan hangat dan ketika sudah duduk seolah-olah dewan yang terpilih itu terpeleset di kubangan kerbau pingsan dan lupa ingatan.
Pencitraan adalah strategi jitu agar di kenal masyarakat, tetapi pencitraan adalah penunjukan oleh orang atas kerja keras kita selama perjuangan bukan penunjukan diri sendiri dalam kegelapan dan membodohi masyarakat dengan imingan lidah sang buaya yang merayu rakyat untuk memilihnya.
Hal bodoh yang sangat membuat kita miris melihat ketika fenomena calon kader yang melakukan pencitraan dengan sistem ”politik lompat kodok” yang ingin melompat ke jabatan strategis dengan menginjak orang- orang di bawahnya.
Penting kita sadari dewasa ini bahwa seorang wakil pejabat ingin jadi pejabat, wakil pimpinan menjadi pimpinan tetapi ketika menjadi wakil rakyat tidak mau menjadi rakyat. Sudah saatnya kita memilih wakil yang berkualitas yangg tidak bertipudaya, penjilat dan memang yang kita pilih adalah manusia.(Muhammad Rusydi DR/email: muhammadrusydidr@yahoo.com)
