Di Bawah Pimpinan Haji Hamdan, Mesjid Agung Ruhama Takengon Berbenah (1)

oleh

Catatan Mahbub Fauzie*

Salah satu sarana ibadah kebanggaan masyarakat Gayo Aceh Tengah adalah Masjid Agung Ruhama’ yang berdiri megah di tengah-tengah Takengon, yang merupakan ibukota kabupaten penghasil kopi arabika terbaik di dunia.

Masjid Agung Ruhama menjadi ikon spiritual masyarakat Gayo dan sebagai simbol keimanan dan kebersamaan rakyat Aceh Tengah.

Karenanya cocok sangat sebagai destinasi wisata religi seiring dengan pesona keindahan dan keteduhan yang disajikannya.

Masjid Ruhama Takengon di rancang bangun di penghujung tahun 1950-an dan mulai digunakan pada tahun 1969, berdiri di atas tanah wakaf dengan luas ditaksir mencapai 1431 meter persegi dan dapat menampung hingga 2.000 jemaah.

Saat ini, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Agung Ruhama, sejak awal tahun 2025 dikomandoi oleh Drs. H. Hamdan, MA yang merupakan tokoh Agama dan Pendidikan di daerah berhawa sejuk dan dingin ini.

Melihat sosok Haji Hamdan tidak asing bagi masyarakat Gayo dan Aceh pada umumnya. Beliau adalah sosok yang pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Tengah.

Haji Hamdan juga sempat menjadi pejabat di Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Aceh sebagai Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Bimbingan Syariah. Kemudian sebagai Kepala Kantor Kemenag Bener Meriah.

Selanjutnya, karena cintanya dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan demi turut berpartisipasi di dunia pendidikan, atas persetujuan pimpinan lembaga ‘Ikhlas Beramal’ pusat, beliau ‘migrasi’ menjadi Dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon.

Di bawah kepemimpinan ‘tangan dingin’ Haji Hamdan, Mesjid Agung Ruhama Takengon terus berbenah. Pembenahannya meliputi bidang Imarah (kemakmuran), Idharah (Fisik dan Bangunan) dan Riayah (Perawatan dan Pengelolaan).

Menurut Haji Hamdan, bahwa masjid adalah penentu kemajuan masyarakat Muslim dan merupakan pusat kegiatan umat. Maka semua pihak di lingkungan masjid itu musti terlibat. Mulai dari ulama, umara dan rakyat harus peduli dengan kemajuan masjidnya.

Kegiatan Bidang Imarah

Kegiatan-kegiatan di masjid sebagai sarana ibadah umat Islam, sudah semestinya ulama, umara dan masyarakat umum mersama-sama memakmurkannya. Terutama dalam penyelenggaraan shalat wajib 5 (lima) waktu, jumat dan rawatibnya.

“Dalam suasana bulan Ramadhan ini, Alhamdulillah kegiatan di bidang Imarah berjalan sesuai dengan yang kita harapkan,” ujar alumni Fakultas Dakwah IAIN (sekarang UIN) Ar-Raniry itu. (Sabtu, 15/3/2025)

Dipaparkan Pak Hamdan, demikian sapaan kolega terhadapnya, bahwa kegiatan imarah di bulan Ramadhan yang secara lancar berjalan, yaitu: Ceramah subuh, Pengajian Ba’da subuh, Pengajian (bacaan Al-Qur’an) menjelang waktu shalat dan Pengajian menjelang berbuka.

Selanjutnya Kultum Ramadhan yang narasumbernya dari kalangan Dosen-dosen IAIN Takengon dan para Da’i yang ada di Aceh Tengah. Pengajian dan kultum diselenggarakan secara live bekerjasama denga Radio Republik Indonesia (RRI) Takengon.

Kegiatan imarah yang juga diadakan di Mesjid Agung Ruhama adalah berbuka puasa Bersama, ramah ramadhan sebelum shalat tarawih, Pengajian rutin ibu-ibu tiap hari rabu ba’da zuhur, dan pengajian rutin pagi Jum’at.

“Pengajian ini melanjutkan kegiatan yang sudah dirintis oleh Allahuyarham Dr. Tgk. HMahmud Ibrahim, MA” tambah H Hamdan sambil meneruskan urainnya tentang kegiatan imarah Masjid Ruhama lainnya, yakni adanya pemeriksaan kesehatan gratis tiap hari jum’at.

“Pada malam 17 ramadhan ada peringatan Nuzul al-Qur’an yang disemarakkan dengan haflah al-qur’an qari internasional dan nasional,” lanjutnya. Dan katanya, di malam Hari raya Idul Fitri tahun ini juga digelar Takbir bersama di masjid Agung Ruhama

“Remaja Masjid juga tidak kalah semangatnya turut memakmurkan Masjid Ruhama ini,” ungkap Hamdan. Dirincikan bahwa kegiatan Remaja Masjid diantaranya adalah mengadakan Daurah Ramadhan dan Pesantren Kilat, dan lomba pidato untuk tingkat SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA/MA.

Kegiatan Bidang Idarah

Drs. H. Hamdan, MA menjelaskan bahwa di awal kepengurusan BKM dalam kepemimpinannya, sudah melakukan beberapa kali rapat lengkap utk memulai langkah-langkah pembenahan memberikan layanan kepada Jemaah.

“Kegiatan di mulai dengan pembenahan dan meningkatan kebersihan, mulai dari ruang utama mesjid, lapangan dan halaman mesjid, sarana tempat berwudlu atau MCK serta lingkungan sekitar masjid,” papar Hamdan.

“Dalam hal kebersihan ini, kami mengajak masyarakat melakukan gotong royong bersama, dengan melibatkan anak-anak kita dari Madrasah dan Sekolah yang ada di sekitar dekat masjid, seperti MTsN 1 dan SMP 1,” tambahnya. Dalam hal gotong royong membersihkan masjid, pihaknya mendapat suport dan dukungan langsung dari jajaran Polres Acah Tengah, dan Kodim 0106 Aceh Tengah.

Pembenahan di bidang Idharah menurut Hamdan, secara menyeluruh meliputi pembenahan ruang sekretariat, layanan satu pintu, Ruangan layanan pimpinan daerah, Ruang rapat, Ruang konsultasi agama, keluarga, layanan kesehatan, perpustakaan dan pemenuhan segala pendukung kenyamanan jemaah beribadah

“Pembenahan dan masukan masukan dari berbagai pihak BKM melakukan silaturrahmi dan mohon petunjuk serta bantuan kepada ulama dan umara, termasuk pengusaha” tutur Hamdan. Semu aitu dilakukan demi dapat memberikan pelayanan terbaik kepada Jemaah.

Tokoh yang ditemui untuk bisa berpartisipasi dalam hal sumbang saran dan andilnya antara lain adalah Mayjen Eddy Suryanto dan Ibu Rahmah Ketiara penguasa yang dikenal telah banyak membantu pembangunan masjid. Pihak BKM juga bersilaturrahmi dengan Pimpinan Hotel Bayu Hill.

Kalangan umara juga banyak yang ditemui, seperti tokoh politisi Drs H Taufik, Rahmuddin, Salihin yang merupakan para anggota DPRA Dapil Aceh Tengah dan Bener Meriah. Termasuk Tgk H Mahyuddin penguasa gayo di ibu kota Jakarta, juga telah dianjang sana.

Demikianlah, sementara telah banyak diketahui pembenahan-pembenahan yang dilakukan oleh BKM Masjid Agung Ruhama Takengon.

Haji Hamdan banyak berharap kepada berbagai kalangan untuk peduli dengan kemajuan Masjid sebagai sarana milik umat Islam. Di manapun dan kapanpun, harus ada inisiatif dan inosi dalam hal memajukan sarana ibadah.

“Selama ini untuk memenuhi kebutuhan layanan operasional di masjid, baik untuk personil Imam, muazzin, tenaga kebersihan serta satpam hanya mengandalkan bantuan dari jemaah, maka kita akan berikhtiar mengajak para aghniya untuk berperan dan menyisihkan sebagian rezekinya.” pinta Haji Hamdan.

(bersambung)

*Masyarakat Aceh Tengah dan sebagai Khadimul Ummah di KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.