TAKENGON-LintasGAYO.co : Bupati/ Wakil Bupati Aceh Tengah terpilih, Haili Yoga-Muhsin Hasan (HAMAS), akan menjadikan Arung Jeram sebagai ikon parawisata Aceh Tengah.
Pernyataan ini diapresiasi oleh Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah, yang menjadi induk cabang olahraga adventure tersebut.
Ketua FAJI Aceh Tengah, Khalisuddin mengatakan, arung jeram kini menjadi magnet kunjungan ke Aceh Tengah.
“Bukan hanya wisatanya, tapi juga olahraga prestasinya, arung jeram menjadi kiblat wisata dan olahraga di Aceh,” tegas Khalis, Rabu 29 Januari 2025.
Terkait : Arung Jeram Akan Jadi Ikon Pariwisata Aceh Tengah, Ceruk Mendale Jadi Ikon Gayo Sesungguhnya
Ia pun mengapresiasi langkah Haili Yoga dan Muchsin Hasan yang akan menjadi pemimpin Aceh Tengah, untuk menjadikan arung jeram sebagai ikon pariwisata.
“Tentu ini langkah maju, untuk menjadikan pariwisata di Aceh Tengah semakin berkembang, dan tentunya dukungan juga terhadap cabang olahraganya,” ujarnya.
Sekilas Arung Jeram Aceh Tengah
Arung Jeram di Aceh Tengah dimulai dari keinginan kuat dari sekelompok pegiat olahraga dan lingkungan serta pegiat media di Aceh Tengah, untuk menjadikan olahraga adventure dan juga wisata ini berkembang di Gayo.
Dimulai dari jembatan (totor : Gayo-red) Lukup Badak, Pegasing-Bies, asa itu pun dimulai.
Dimulai pada awal tahun 2012 lewat sebuah pelatihan dasar arung jeram di sungai Peusangan yang berhuku di Danau Lut Tawar, kemudian berlanjut mengikuti event nasional hingga menjadi magnet wisata di Aceh Tengah, perjalanan arung jeram di Lukup Badak, tak semulus yang dibayangkan.
Banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati.
Awal Mula dan Pembentukan Komunitas
Arung Jeram Lukup Badak bermula dari inisiatif Khalisuddin didukung pegiat olahraga dan lingkungan seperti Muhammad Ibnu Akbar, Munawardi, Muzakir, Darmawan Masri, Zainal Abidin, Waddah Safitri, Winara, Usmar Effendi, Irham Rahmadi dan lain-lain yang bertekad membangun destinasi wisata baru dengan memanfaatkan aliran Sungai Peusangan.
Pada saat itu, masyarakat belum menyadari potensi sungai sebagai sumber ekonomi, bahkan banyak yang masih membuang sampah ke sungai.
Kehadiran arung jeram ini meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat setempat.
Pada tahun 2012, muncul keinginan awal untuk mengembangkan pariwisata melalui olahraga petualangan, terutama arung jeram di Sungai Peusangan.
Saat itu, sebuah pelatihan arung jeram digelar yang melibatkan berbagai aktivis, organisasi, dan pegiat olahraga. Pelatihan ini membuka mata banyak orang tentang serunya olahraga ini.
Winara, salah satu peserta pelatihan yang saat itu fokus pada olahraga selam, mengungkapkan antusiasmenya, “Ternyata olahraga ini seru juga.” Pengalaman di pelatihan tersebut menjadi titik awal baginya untuk mendalami arung jeram.
Ia kemudian bertransformasi menjadi pelatih arung jeram dan melatih tim Aceh, hingga membawa mereka berlaga di PON XXI.
Pada Juni 2015, Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah didirikan, memberi landasan formal bagi arung jeram di wilayah ini.
Pada Kejurda di Gayo Lues tahun 2015, meskipun minim pengalaman dan peralatan, para atlet FAJI Aceh Tengah berhasil meraih beberapa gelar, menandai awal sejarah prestasi mereka.
Pada Oktober 2015, tim Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah untuk pertama kalinya mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) di Putri Betung, Gayo Lues.
Dengan fasilitas seadanya, para atlet melakukan latihan keras menggunakan perahu rakitan dari ban bekas yang dirancang menyerupai perahu arung jeram.
Pengalaman minim dan keterbatasan alat membuat mereka harus berjuang keras melawan derasnya Sungai Peusangan, dan bahkan sering menghadapi tantangan karena ban rakitan mereka sering bocor akibat terkena bebatuan tajam di sungai.
Meskipun begitu, pengalaman berharga ini menjadi fondasi kekuatan tim FAJI Aceh Tengah. Uniknya, meskipun baru pertama kali berlaga dan masih terbilang amatir, mereka berhasil memenangkan beberapa juara di berbagai kelas pada Kejurda tersebut.
Prestasi ini turut menginspirasi pendirian koperasi yang bertujuan untuk memajukan wisata arung jeram di Aceh Tengah sekaligus meningkatkan prestasi atlet-atlet FAJI Aceh Tengah.
Koperasi
Pada tanggal 11 November 2017 didirikanlah sebuah Usaha Arung Jeram yang bertepat di Lukub Badak. Yang nantinya akan membuka peluang bisnis bagi Atlit, Pelatih dan pengurusnya.
Arung jeram yang memperkenalkan diri sebagai salah satu wahana wisata rekreasi yang ramah keluarga, mengubah mindset orang-orang yang banyak beranggapan Arung Jeram adalah olahraga ekstrim.
Bahu-membahu mengembangkan Usaha ini hingga akhirnya pada tahun 2018 dibentuklah Koperasi Syariah Wisata Alam Gayo sebagai dukungan untuk pengembangan wisata arung jeram dan prestasi atlet FAJI Aceh Tengah.
Koperasi ini lahir dari sinergi FAJI Aceh Tengah dengan beberapa organisasi olahraga seperti ISSI, Possi, dan FPTI. Media LintasGAYO.co juga turut membantu mendirikan koperasi ini dengan peran penting dalam publikasi perkembangannya.
Prestasi dan Pencapaian
Prestasi Arung Jeram Lukup Badak terus bersinar. Pada Pra-PORA 2017 di Aceh Besar, mereka meraih dua medali emas untuk kategori Putri, membawa Aceh Tengah menuju PORA Aceh 2018 yang akhirnya menjadi juara umum dan mendapatkan gelar sebagai Raja dan Ratu sungai Peusangan.
Di PORA 2022 di Pidie, tim Lukub Badak menyapu bersih seluruh medali emas yang diperebutkan dan kembali menjadi juara umum yang mengantarkan FAJI Aceh tengah meraih tiket ke PON XXI di Aceh Tenggara. Di PON, FAJI Aceh Tengah meraih satu medali emas, dua perak, dan tiga perunggu.
Selain Event rutin Tim ini juga kerap berpartisipasi dalam Kejurnas serta event internasional. Seperti, Jawa Barat, Lampung, dan DKI Jakarta hingga Event Internasional di sungai Kampar, Malaysia di mana selalu meraih prestasi yang membanggakan.
[Darmawan]