TAKENGON-LintasGAYO.co : Bupati/ Wakil Bupati Aceh Tengah terpilih, Haili Yoga-Muhsin Hasan, akan menjadikan Arung Jeram sebagai ikon parawisata Aceh Tengah.
Hal itu disampaikan keduanya saat bertemu sejumlah komunitas di Hotel Grand Bayu Hill Takengon, Selasa (28/1/2025).
Pada pertemuan yang dihadiri manajemen Grand Bayu Hill, perwakikan Majelis Pendidikan Daerah (MPD), perwakilan Majelis Adat Gayo (Mango) dan perwakilan Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT), serta personel O2 Course yang membawa 2 relawan dari luar negeri, serta hadir unsur pimpinan Rumah Sakit Fandika.
Pada kesempatan itu baik Haili Yoga maupun Muchsin Hasan, mengedepankan pendekatan budaya dan pariwisata sebagai bagian dari program paska nanti dilantik sebagai pasangan kepala daerah.
“Pertama saya akan memastikan program hari berbahasa Gayo dan kerawang Gayo di pemerintahan. Sebagai bentuk identitas kedaerahan kita,” kata Haili Yoga.
Sementara itu untuk program pariwisata, Pemkab Aceh Tengah akan bekerjasama dengan beberapa pihak untuk meningkatkan penunjang pariwisata maupun pendamping wisatawan.
“Ini penting kita lakukan, agar pariwisata Aceh Tengah sejalan dengan peningkatan sumberdaya manusia di daerah, salah satunya rencana program kampung Inggris,” ucap Haili Yoga.
Sebagai daerah pariwisata, selain Kerawang Gayo sebagai identitas, pihaknya juga akan menjadikan Arung Jeram sebagai ikon pariwisata di Dataran Tinggu Tanoh Gayo.
“Karena mayoritas wisatawan menikmati arung jeram di daerah ini, jadi arung jeram kita pastikan jadi ikon wisata di Aceh Tengah,” ucap Haili Yoga.
Katanta menambahkan, selain Arung Jeram, Ceruk Mendale menjadi bagian sejarah Gayo yang akan menjadi icon Gayo sesungguhnya.
Sementara itu Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan menjelaskan, selain pariwisata, program untuk Danau Lut Tawar juga perlu menjadi perhatian.
“Tadi ada masukan dari FPDLT terkait danau, hal itu kita tampung. Apakah program itu bsa menjadi menjadi program strategis nasional, atau geopark, itu selaras dengan visi dan misi kita,” ucap Muchsin.
Iapun menerima dan mencatat berbagai masukan dalam forum tersebut, yang memungkinkan terjalinnya kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjaga kelestarian budaya, pengembangan pariwisata dan program di Danau Laut Tawar.
“Pada intinya kita terima masukan, dan kita melihat ada potensi kerjasama ke depan. Dan tentu aspirasi seperti yang disampaikan dalam forum ini sangat penting, dan akan kita kerjakan secara bersama-sama,” tutup Muchsin Hasan.
[Ril]