Oleh : Dr. Jamhuri Ungel, MA*
Generasi muda adalah mereka yang hidup dalam masa usia mencari dan masa usia produktif, mereka sedang menyiapkan diri untuk berbagai hal, baik keilmuan atau juga pekerjaan.
Disini dibedakan antara mereka yang menyiapkan diri dengan mereka bekerja pada masa produktif. Generasi muda kita menempuh pendidikan di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri.
Tidak hanya ketika kuliah di Perguruan Tinggi masyarakat mengirimkan anaknya ke luar daerah atau luar negeri, tetapi juga masyarakat mengirimkan anaknya bersekolah di luar daerah domisili mereka yakni semenjak sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Tingkat Atas.
Ini sebagai bukti kuatnya semangat orang tua dalam menyekolahkan anak-anak mereka, tidak peduli dengan keadaan ekonomi mereka asalkan anak mereka bersekolah dan kuliah.
Tujuan orang tua tidak lain hanyalah untuk merubah nasib anak-anak mereka ke arah yang lebih baik atau juga bagi mereka yang sudah mempunyai ekonomi yang baik mempertahankan keberhasilan orang tua mereka.
Sebagian orang tua rela menghabiskan harta mereka demi anak-anak mereka, pada hal tidak bisa memastikan anak mereka setelah selesai pendidikan.
Banyak generasi muda yang masih dalam masa pendidikan tidak mengetahui manfaat ilmu yang sedang mereka tuntut, lalu ketika mereka mendapatkan ilmu untuk kebutuhan apa digunakan.
Hampir di semua Perguruan Tinggi generasi muda kita menuntut ilmu, sementara disisi lain banyak generasi muda yang sudah bekerja di berbagai lembaga dan tempat bekerja, namun ketika selesai pendidikan dan ketika bekerja lapangan pekerjaan yang dilakukan tidak berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang mereka dapat di sekolah atau di Perguruan Tinggi, ini adalah fenomena lapangan yang kita dapatkan.
Sebagai dosen atau tenaga pengajar sering mendapat generasi muda lebih khusus mahasiswa tidak menghendaki keahlian/prodi yang mereka pilih dan mereka juga tidak tahu keahlian apa yang seharusnya mereka pilih.
Ini terbukti ketika kita bertanya kenapa anda memilih prodi atau jurusan ini, mereka tidak tahu menjawab apa dan juga bila kita bertanya kenapa tidak kuliah di tempat lain.
Sebagian mereka menjawab karena tidak lulus test dan sebagian lagi menjawab tidak ada test di tempat lain. Semangat mereka tang tidak lulus test di tempat lain dengan mereja yang lulus murni tidak ada bedanya, keduanya tidak tahu mau jadi apa mereka nanti sesudah selesai kuliah.
Gambaran lain mereka tidak mengenali tempat, jurusan, prodi yang mereka pilih, bahkan sampai kepada tidak mengetahui apa arti dari setiap mata kuliah yang mereka ambil, sehingga semangat dalam mengikuti proses perkuliahan tidak pernah maksimal.
Problema yang lain lagi bagi masyarakat termasuk generasi muda mereka tidak mengetahui status tempat (Perguruan Tinggi) yang mereka pilih, Universitas, Sekolah Tinggi, negeri atau juga swasta yang penting kuliah, mereka beranggapan dimanapun kuliah yang penting serius belajar pasti dapat ilmu.
Mereka juga tidak melihat kualitas Perguruan Tinggi dari profesionalnya tenaga pengajar yang menyandang gelar profesor, doktor, master atau juga berpendidikan sarjana. Mereka akan masuk tanpa mempertimbangankan standar atau kualitas dari Perguruan Tinggi.
Pada hal dari sisi lain pemerintah berdasarkan kajian dan penelitian yang mendalam telah menentukan rangkin atau tingkatan kualitas dari suatu Perguruan Tinggi, demikian juga dengan peringkat kualitas tenaga pengajar dari sisi jenjang pendidikan.
Tujuan penjelasan dari kategori tersebut supaya masyarakat tahu mana yang seharusnya mereka pilih, dan mengetahui un5uk apa mereka memilih Perguruan Tingg tersebut.
Dalam rangka menyikapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi saat ini masyarakat secara keseluruhan tidak boleh lagi diam, harus bersama-sama saling membahu memajukan dan memposisikan generasi muda, sehingga arah dan tujuan yang dikehendaki bersama dapat tercapai, yakni kebaikan hidup di masa depan.
Bagi orang tua tidak lagi menyekolahkan atau menguliahkan anak-anak mereka kepada tempat yang tidak memberi harapan untuk menjawab permasalahan yang akan datang.
Para guru di setiap jenjang pendidikan mengarahkan atau memberi gambaran kepada anak didik tentang dunia masa depan, bahwa kemajuan teknologi adalah sarana yang disiapkan untuk memudahkan kehidupan masyarakat.
Namun bila tidak dapat memanfaatkannya masyarakat terlebih generasi muda tidak dapat menggunakannya, maka akan menjadi bencana untuk dirinya. Bila para tenaga pendidik tidak mengarahkannya maka yakinlah generasi muda kita akan tertinggal dengan orang lain.
Tidak kalah pentingnya adalah pemerintan. Belum ada pemerintah suatu daerah yang mengarahkan generasi mudanya untuk mengambil atau menempuh pendidikan apa?
Karena sebenarnya pemerintahlah yang lebih mengetahui arah pembangunan dan generasi semacam apa yang dibutuhkan untuk membangun dan memajukan daerah.
Bila seorang pemimpin pemerintahan tidak mempunyal visi dan misi yang berorientasi kepada kemajuan teknologi sebagaimana tuntutan zaman saat ini kita bisa dipastikan pemerintahan akan berjalan tertatih-tatih.
Kemajuan teknologi AI (kecerdasan buatan) bukanlah sesuatu yang berlawanan dengan kebutuhan masyarakat, tetapi kemajuan teknologi AI adalah mempercepat kemajuan yang seharusnya.
Karena sebelum lahirnya AI masyarakat telah menggunakan teknologi dalam seluruh aspek kehidupan dan bila ini telah digunakan secara sempurna dan menyeluruh maka kemajuan nampak lebih cepat menuju masyarakat modern, dan selanjutnya bila kita menggunakan pola AI pasti akan lebih cepat menuju kemajuan yang melebih dari sekarang, bahkan dapat melampaui kemajuan daerah-daerah lain yang selama ini lebih maju.
Sebagai contoh dapat kita tampilkan tentang kemajuan bidang perdagangan yang dikelola oleh dinas perdagangan, dalam mereka mempromosikan produk mereka masuk menggunakan media tradisional.
Yakni melalui perjalanan dinas dengan cara bertemu dengan dinas perdagangan atau pemerintah yang dituju selanjutnya mensosialisasikan produk yang akan mereka jual, kemudian bila mendapat sambutan baik diadakan kerja sama dan dipromosikan untuk selanjutnya di jual.
Tetapi bila menggunakan teknologi langkah yang diselesaikan berbulan-bulan dapat diselesaikan dalam satu malam atau sehari semalam.
Dalam masa kemajuan teknologi kita atau juga sebagai masyarakat umum tidak lagi mahal atau murah biaya yang dikeluarkan tetapi mereka lebih berbicara pada kemudahan mendapatkan suatu produk dan produk juga harus dikemas dalam kemasan modern melalui teknologi.
Dengan melakukan ini harapan menuju kesejahteraan masyarakat akan tercapai. Dan jangan pernah membayangkan masyarakat tidak siap karena peran pemerintah dalam mengedukasi dan mendampingi masyarakat harus di nomor satukan.
*Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.