Wanita dengan 2 Gelar Doktoral ‘Berdarah’ Gayo di Sisi Syech Fadhil

oleh

WANITA muslimah murah senyum ini bernama lengkap Dr. Sarina Aini, Lc., MA, Ph.D, CWC atau akrab disapa Buk Aini.

Ia terlihat sibuk saat sejumlah wartawan bertandang ke kediamannya, Desa Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, akhir pekan lalu.

Usai membuka pintu, ia menyapa para wartawan dalam bahasa Gayo.

Beberapa wartawan yang tak mengerti bahasa Gayo hanya terdiam di depan pintu. Namun hal ini hanya berlangsung beberapa menit.

“Tamong pak, masuk-masuk,” ujarnya kemudian dalam dua Bahasa sekaligus. Bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.

“Bang Fadhil ada di belakang,” kata Buk Aini lagi. Ia menyapa satu persatu wartawan yang masuk dengan senyum yang ramah.

Sosok Fadhil yang dimaksud adalah Cawagub Aceh Paslon 1 yang berpasangan dengan Bustami Hamzah, HM Fadhil Rahmi Lc MAg atau akrab disapa Syech Fadhil.

Di dalam rumah, suasana ramai dan riuh. Para wartawan juga menyapa satu persatu keluarga. Ada mertua Syech Fadhil dan beberapa orang rumah lainnya yang sedang bercengkrama dalam bahasa Gayo.

“Berizin, berizin,” ujar seorang wartawan mencoba akrab dengan bahasa Gayo ‘alakadar.’

Hal ini tentu mengundang senyum dari seisi rumah.

“Tenang pak. Semua orang rumah bisa bahasa Aceh juga,” ujar Buk Aini lagi.

Menurut Buk Aini, suasana ramai di kediamannya itu, sudah berlangsung sejak lama.

“Kalau ada keluarga besar dari Aceh Tengah, Bener Meriah serta Gayo Lues yang turun ke Banda Aceh, nginapnya di sini. Makanya mamak terbiasa bahasa Gayo,” ujar Sarina Aini lagi.

Sarina Aini sendiri bukanlah wanita berdarah Gayo dan ibu rumah tangga biasa.

Ia juga terlibat dalam berbagai majelis ilmu dan dosen di UIN Ar-Raniry dan STAI-PTIA Teungku Chik Pante Kulu.

Meski lahir dari keluarga sederhana dari pelosok terpencil di pedalaman Aceh dan berusia tergolong muda, ia kini sukses menambalkan dua title doktoral menemani namanya.

“Saya lahir di Peunaron, Aceh Timur, dari keluarga berdarah Gayo. Keluarga besar kami itu ada di Blangkejeren Gayo Lues serta Aceh Tenggara. Ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah,” ujar Aini.

“Alhamdulillah ketika Bang Fadhil diminta mendampingi Pak Bustami (Cagub-red), respon mereka positif. Banyak yang telepon dan menyatakan dukungan. Banyak yang berkunjung ke Banda Aceh untuk menanyakan langsung,” ujar Aini.

Kembali ke soal dua title doctoral, Buk Aini mengatakan dua gelar tersebut diperolehnya dari dua universitas berbeda.

Pertama, ia menyelesaikan S3 Fiqih Muqarran di Omdurman Islamic Universitas – Sudan pada 2017 lalu. Kemudian setelah hampir 5 tahun berselang, ibu 4 anak ini kembali menyelesaikan program doktor fiqih modern di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Sidang promosi berlangsung tanggal 17 Januari 2022 yang lalu.

Disertasinya berjudul ”Konsep Perwalian Nikah dalam Alquran” dengan tim promotor Prof. Dr. Alyasa’ Abubakar, MA dan Prof. Eka Srimulyani, MA., Ph.D.

Bu Aini, demikian ia biasa disapa, merupakan doktor ke 202 pascasarjana UIN Ar Raniry dan doktor ke 93 untuk bidang fiqih modern.

”Semua bisa, asal mau berusaha dan bersungguh-sungguh,” kata 4 anak tersebut.

”Lahir dari pedalaman Aceh, bukan berarti harus menjadi petani atau hanya pergi ke ladang/kebun dan ibu rumah tangga. Kalau kita terus berusaha dan tak menyerah dengan nasib, suatu saat pasti bisa meraih mimpi dan mengenggam dunia,” kata putri dari Alm. H. Bidinsyah dan Hj. Jaiyah.

Buk Doktor muda ini juga mematahkan sejumlah asumsi keliru yang berkembang di kalangan masyarakat Aceh.

Pertama, seperti masyarakat pedalaman Aceh yang jarang menempuh pendidikan tinggi. Kedua, nikah muda bisa menghambat pendidikan akademik.

”Saya lahir dari keluarga biasa. Lahir di Peunaron serta nikah di usia muda. Saya menikah dengan Bang Fadhil itu saat umur 20 tahun dan masih menempuh pendidikan S1 di Al-Azhar Kairo. Namun alhamdulillah S3 nya selesai di dua tempat,” ujar Aini lagi memotivasi.

Doktor Aini kini aktif sebagai Wakil Ketua I di STAI Tgk. Chik Pante Kulu. Di STAI tersebut, ia mengajar sejak 2013. Sebelumnya juga sempat mengajar di IAIN Cot Kala Langsa pada 2008 hingga 2008 serta di STAI Nusantara dari 2012 hingga 2014.

Selain itu, ia juga mengajar di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dari 2013 hingga sekarang.

Salah satu kunci sukses doktor Aini adalah doa restu orangtua dan suami yang selalu mendukungnya hingga saat ini.

“Doa orangtua dan suami yg terus memberi semangat. Dua hal ini yang paling penting,” katanya.

Untuk anak-anak Aceh yang tinggal di pedalaman dan berasal dari keluarga biasa, Doktor Aini memiliki motivasi penting.

“Jangan pernah menyerah dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-cita. Karena kesuksesan dan kegagalan itu hanya dibatasi oleh garis kecil. Garis itu bernama menyerah. Kalau Anda berputus asa, maka semua akan berakhir. Demikian juga sebaliknya. Jangan pernah putus asal, ” kata dia.

“Lahir dari keluarga sederhana mungkin adalah takdir. Maka orang yang lahir dari keluarga biasa harus memiliki tekad seribu kali lebih keras dari mereka yang beruntung dan ditakdirkan lahir dari keluarga yang lebih beruntung. Kuncinya jangan pernah menyerah untuk berusaha menjadi lebih baik,” katanya.

Setelah hampir 45 menit para wartawan menwawancarai Doktor Aini, Syech Fadhil bergabung bersama.

“Ini istri saya, kelahiran Peunaron Aceh Timur dan berdarah Gayo. Jadi di rumah ini, selain Asam Keueng, saya juga terbiasa dengan Masam Jing (masakan khas Gayo-red),” ujar Syech Fadhil menimpali.

Nama : Sarina Aini
Tempat/tanggal lahir : Peunaron, 17 September 1983
Alamat rumah : Rukoh, Syiah Kuala Banda Aceh

Tahun Jenjang / Program Studi / Institusi

2001-2007 S1 / Syari’ah Islamiyyah/ Universitas al-Azhar- Mesir
2007-2008 S2 / Ushul Fiqh / American Open University-Mesir (tidak selesai)
2010-2012 S2 / Fiqh Modern / UIN Ar-raniry- Banda Aceh
2015-2017 S3 /Fiqh Muqarran / Omdurman Islamic Universitas – Sudan

2014-2022 S3/Fiqh Modern/ UIN Ar-raniry, Banda Aceh

Tahun Jabatan / Bidang Pekerjaan
2008-2010 Staff Pengajar IAIN Cot Kala Langsa
2012-2014 Staff Pengajar di STAI Nusantara
2013- sekarang Staff Pengajar di UIN Arraniry
2013-sekarang Staf Pengajar di STAI PTIA Tgk. Chik Pante Kulu
2018-2019 Staf pengajar di Pesantren Modern Insan Qur’ani
2017-2020 Wakil Ketua III di STAI-PTIA Tgk. Chik Pante Kulu
2020-2023 Wakil Ketua II di STAI Tgk. Chik Pante Kulu

[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.