TAKENGON-LintasGAYO.co : Guru Lintas Sekolah (GLS) merupakan salah satu rencana aksi dari visi misi Bardan Kariman.
Guru Lintas Sekolah adalah trigger (pengungkit) untuk mewujudkan misi kedua: Aceh Tengah Cerdas. Banyak yang masih bingung, apa itu makna dan filosofi dari guru lintas sekolah ini.
Jumat (2/8/2024) sore, H. Karimansyah di rumahnya, Kampung Lot Kala Kebayakan membeberkan panjang lebar terkait misi tersebut.
Mantan Sekda Kabupaten Aceh Tengah ini penggagas rencana aksi tersebut. Berikut petikan wawancaranya.
Pertanyaan : Apa latar belakang anda mengangkat guru lintas sekolah menjadi salah satu rencana aksi Bardan Kariman untuk Aceh Tengah Lebih Baik?
Kariman: Iya, saya ini anak guru. Ayah saya sering ditugaskan mengisi kekurangan guru di berbagai sekolah. Beliau melintasi danau dengan sampan atau sepeda dari Kebayakan ke Toweren, Kelitu maupun Kenawat untuk mengisi kekosongan guru. Apa yang ayah saya lakukan, itulah konsep dasar guru lintas sekolah yang saya gagas.
Pertanyaan : Artinya, seorang guru yang secara administrasi bertugas di sekolah X, bisa ditugaskan beberapa hari ke sekolah Y?
Kariman: Benar. Sekarang sudah dan sedang berlangsung. Lihat saja, untuk mendapat tunjangan sertifikasi, seorang guru harus mengajar 24 jam pelajaran selama seminggu.
Karena kekurangan jam pelajaran di sekolah induknya, sang guru harus mencari jam tambahan mengajar ke sekolah lain. Biasanya mereka mencari ke sekolah terdekat, terutama dalam kota. Perjalanan dari sekolah induk ke sekolah lain sepenuhnya dibiayai sendiri. Ini memberatkan guru.
Pertanyaan ; Lalu apa yang akan anda lakukan dengan program guru lintas sekolah ini?
Kariman: Capaian kurikulum di semua sekolah harus sesuai standar yang ditetapkan. Misalnya, selama ini capaian kurikulum sebuah SD atau SMP di kawasan terpencil lebih rendah dari SD atau SMP di perkotaan.
Setelah ditelusuri, ternyata SD atau SMP di kawasan terpencil itu kekurangan guru. Biasanya, supaya murid tidak berkeliaran, seringkali guru bidang studi bahasa Indonesia harus mengajar matematika.
Bayangkan, apa yang terjadi bagi siswa disana? Wajar jika kurikulum bidang studi tertentu tidak tercapai. Ini yang menyebabkan kesenjangan kualitas anak didik.
Nah, melalui program guru lintas sekolah, kita akan mengisi pengajar dengan penugasan paruh waktu. Misalnya SD atau SMP di kawasan tertentu kekurangan guru matematika atau bidang studi lain, kita kirim dari Takengon untuk bertugas selama sehari atau dua hari.
Pertanyaan : Apakah guru yang nantinya ditugaskan mengajar paruh waktu ke kawasan terpencil itu akan dibiayai oleh Pemerintah Daerah?
Kariman: Benar sekali. Mereka diberikan uang jalan sesuai standar perjalanan dinas dalam daerah, dibekali surat tugas dan SPPD. Disediakan angkutan dan bus Pemda. Kalau harus menginap, disediakan mess atau rumah guru di komplek sekolah.
Pertanyaan : Enak dong guru-guru yang terpilih untuk ikut program guru lintas sekolah.
Kariman: Benar. Kesejahteraan guru dan ASN adalah prioritas kami. Kalau kesejahteraan mereka diabaikan, bagaimana mungkin Aceh Tengah akan lebih baik. Benar tidak?
Pertanyaan : Benar sekali. Mudah-mudahan rakyat akan memberi kepercayaan kepada anda.
Kariman: Amin. Terima kasih.
[Ril]