TAKENGON-LintasGAYO.co : American Indonesian Exchange Faoundation (Aminef) Fulbright Indonesia dan Mahasiswa Gajah Putih Pencinta Alam (Mahagapa) menggelar Focus Group Discussion (FGD).
FGD bertajuk, Action Plan For Human-Tiger in the gayo Highland Region Aceh (Rencana Mitigasi Konflik Manusia-Harimau di Kawasan Dataran Tinggi Gayo Aceh), berlangsung, Jum’at 26 Juli 2024 di LTC Cafe, Takengon, Aceh Tengah.
Menurut, Affiliation From Memphis to Aminef, Joe James Figel, Ph.D, diskusi ini dilakukan berdasarkan data yang ditemukan di lapangan bahwa akhir-akhir ini Harimau (kule : Gayo-red) tidak lagi hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar pemukiman.
“Bahkan pada beberapa kejadian harimau telah memangsa hewan ternak. Hal ini merupakan sebuah kondisi yang menimbulkan konflik antara manusia dengan hewan tersebut,” katanya.
Menurutnya, asumsi sementara Harimau mulai turun kepemukiman dikarenakan beberapa factor, diantaranya tidak tersedia makanan yang memadai di dalam hutan.
“Lain itu, terjadi desforesasi, ilegal logging, berkurangnya habitat,” tegasnya.
Dikatakan lagi, dari FGD ini, beberapa tujuan ingin dicapai, untuk menggali informasi tentang tatanan adat masyarakat Gayo terkait konservasi dan perlindungan satwa Harimau Sumatera.
“Lain itu, untuk mendapatkan persepsi masyarakat Gayo tentang mitos dan legenda terkait harimau yang hidup dalam masyarakat. Mengidentifikasi perilaku dan sikap masyarakat Gayo dalam beradaptasi dengan satwa harimau,” tandasnya.
Joe James Figel Ph.D telah melakukan penelitian terkait habitat Harimau Sumatera di kawasan Hutan samar Kilang dan Uber- Uber Kabupaten Bener Meriah.
Diskusi itu, juga dihadiri narasumber dan peserta aktif, diantaranya Bentara Linge, Sadikin Gembel, Pak Roma Ranger Kule Gayo, Oteh Beranun, Kamaruddin, Yusrin Ibrahim (KP3 Isaq), Ismadi (KP3 Syiah Utama), Ramli Hamdani (BKSDA Aceh Tengah), Samsul Uwer, Eliyin, Suhaili, Gunawan Tawar, Darmansyah, Hasri, Sabrian dan tokoh masyarakat dari Samarkilang.
[Darmawan]