Berlatih Dalam Diam: Atlet Faji Aceh Tengah Naik Podium di Malaysia

oleh

Catatan Muhammad Syukri

Hari ini, berita media online dipenuhi oleh prestasi atlet FAJI Aceh Tengah yang berhasil naik podium di Malaysia. Semua pembaca terharu, apresiasi netizen mengalir untuk para pendayung itu.

Bagaimana tidak, lawan mereka dalam ajang International Open Rafting Championship di Sungai Kampar, Negara Bagian Perak, Malaysia itu bukan atlet kacangan.

Mereka atlet profesional berasal dari kawasan yang dikenal piawai dalam urusan dayung mendayung. Diantaranya, Nepal Rafting Team (Nepal), Rex River Explorer (Malaysia), FAJI Jawa Barat (Indonesia); FAJI Jawa Tengah (Indonesia), FAJI Sulawesi Utara (Indonesia), FAJI Sijunjung (Indonesia), ditambah 8 tim Malaysia dan 2 tim dari Mongolia.

Bersaing dengan atlet internasional bukan perkara mudah. Sebelumnya atlet FAJI Aceh Tengah dipandang sebelah mata. Tim debutan yang dianggap sebagai pelengkap.

Siapa nyana, mereka membelalakkan mata semua orang. Naik podium di kancah internasional. Bagaimana tidak netizen pun terharu. Dan terus terang, saya ikut terharu, bahkan sangat-sangat terharu.

Pasalnya, saya mengenal keseharian atlet tersebut. Semuanya anak petani, keluarga tak mampu, bahkan satu orang anak yatim piatu.

Untuk menambah penghasilan keluarga, hari-hari mereka dihabiskan menjadi skipper wisata arung jeram di Lukup Badak, Pegasing, Aceh Tengah. Dari upah sebagai skipper, dapur keluarga mereka tetap berasap.

Beberapa kali nongkrong di cafe arung jeram Lukup Badak, saya melihat atlet putra dan putri sedang berlatih. Mereka mengikat ban dalam sepeda motor ke tiang cafe, lalu bergayut ke belakang sambil membuat gerakan mendayung.

Saya kenal mereka, ada Mulyadi, Marwan, Mawardi, Mustajir Muhammad, Muhammad Haikal, dan Afwan Thahari.

Benar, sehari-harinya atlet itu bekerja sebagai karyawan dan skipper wahana arung jeram milik Koperasi Wisata Alam Gayo.

Awalnya, saya berpikir mereka sedang latihan rutin untuk ketahanan fisik. Ternyata, setelah dijelaskan Khalisuddin Ketua FAJI Aceh Tengah, mereka atlet yang dipersiapkan untuk mengikuti Open Rafting Championship di Sungai Kampar, Negara Bagian Perak, Malaysia.

Koq diam-diam, biasanya heboh kalau atlet akan ikut even internasional, tanya saya. Apa jawaban Khalisuddin, “sedang bingung memikirkan pendanaan untuk mereka, makanya kami berlatih dalam diam.”

“Memangnya nggak ada sponsor?” tanya saya penasaran.

“Belum ada yang berminat,” jawabnya.

“Ajukan proposal kepada pemerintah daerah,” saran saya.

“Kita semua tahu kondisi keuangan Pemda yang lagi defisit, janganlah kita sampai menyusahkan daerah,’ ungkap Ketua Koperasi Wisata Alam Gayo itu.

Terakhir, saya dengar biaya perjalanan dan akomodasi atlet selama di Malaysia berasal dari kas FAJI Aceh Tengah dan pinjaman dari Koperasi Wisata Alam Gayo. Ternyata keren juga pengurus cabor FAJI Aceh Tengah ini, bisik hati saya.

Kabar yang saya terima, besok 28 Mei 2024, atlet peraih podium di ajang Open Rafting Championship Malaysia akan kembali ke tanah air. Biasanya, atlet berprestasi di ajang International akan disambut dengan pengalungan bunga oleh petinggi olah raga daerah ini? Entahlah, sulit memprediksi kondisi saat ini.

Jangan khawatir, seandainya tidak ada penyambutan resmi, saya akan sambut mereka dengan acara makan bersama. Menunya gulai ikan mujahir masam jing plus cecah terong agur dan taruk jepang rebus. Yang penting semangat!

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.