Oleh : Kenara Seni*
Pada tulisan kuno yang dibuat oleh Prabu Jayabaya seorang Raja Kediri pada abad ke-11, Salah satu ramalannya yang paling populer adalah yang berkaitan dengan kemunculan Ratu Adil.
Bahwa ramalan tersebut dianggap memiliki akurasi dan ketepatan tersendiri. Misalnya, tentang penjajahan Jepang di Indonesia yang hanya berlangsung seumur jagung dan akan muncul tokoh pemimpin negeri menjadi penyelamat, yang berkeadilan dan semangat mensejahterakan masyarakat.
Saat ini adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu, untuk kehadiran sang ratu adil itu muncul. Dengan naluri lembut dan kasih sayang, yang akan selalu tumbuh dan bersemi dalam hati saat menyentuh belaiannya.
Sangat ironis memang!
Mengenai tulisan salah satu media dengan tag “Dongkrak Harga Interior Ruang Operasi Rumah Sakit Muyang Kute,” alangkah naifnya, makhluk mulia yang dilebihkan derajatnya dan kedudukannya gelap mata hingga dirasuki sifat keserakahan dan menghilangkan akal sehat.
Apakah Sang Ratu Adil itu sudah berinkarnasi menjadi kuntilanak atau timun mas?
Atau sang Ratu Adil itu salah resep kepada para pangerannya?
Atau sang Ratu Adil itu perlu di ruqyah untuk mengusir roh jahat yang merasukinya?
Falsafah Gayo mengingatkan gelah mukemel ko enti tulen epe i elomko, (urang lebih maknanya miliki rasa malu jangan makan berlebihan).
Yang sangat di sayangkan, apakah sang prabu saat itu tidak sempat menggoreskan sebuah isyaratkan pada lembaran itu akan terjadi hal yang buruk? Minimal tercatat, kebersihan setengah daripada iman.
Ya sudah lah, nasi sudah menjadi lontong, tinggal kita taburi diatas piring itu dengan kerupuk jangek.
(Pantan terong, 16 Oktober 2023)
