Kenapa PMH Harus Unggul

oleh

Oleh : Dr. Jamhuri Ungel, MA*

Prodi PMH adalah satu-satunya Prodi pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry yang mendapatkan nilai akreditasi UNGGUL, ini adalah predikat nilai paling tinggi untuk Prodi, Fakultas dan Universitas.

Banyak para sarjana yang telah mendapatkan gelar dari universitas namun karena nilai akreditasinya rendah (C atau lebih rendah) tidak dapat mengikuti testing apakah itu sebagai pegawai negeri, TNI/Polri atau di kantor-kantor swasta.

Karena itu untuk tamatan sekolah menengah atas perlu mencari informasi tentang nilai akreditasi dari Perguruan Tinggi, Fakultas dan Prodi yang akan dimasuki.

Terlepas dari nilai Unggul yang diberikan BAN PT untuk Prodi PMH, kita juga bisa melihat lebih jauh orientasi pemikiran yang dibangun di dalam sebuah Prodi, Ini dapat dilihat dari mata kuliah mata kuliah yang diajarkan di setiap semesternya, karena mata kuliah yang diajarkan sangat menentukan kemajuan pola pikir bagi tamatan atau alumni, karena hanya dari mereka yang mempunyai pola pikir kedepan diharapkan lahirnya kemajuan dan sanggup mengejar ketertinggalan.

Bila kita melihat fenomena yang ada sekarang, banyak orang yang selalu memberi perhatian dengan mengemukan pertanyaan. Kenapa muslim itu tertinggal ? Kenapa muslim itu bodoh ? Kenapa muslim itu miskin ?.

Pertanyaan-pertanyaan ini untuk sebagian orang dianggap sebagai ejekan, sebagian lagi menganggap sebagai bentuk kasihan. Terlepas dari itu semua, bagi kita sebagai muslim sangat sulit mengelak dari pertanyaan tersebut, dan sangat sulit menjawabnya.

Dari buku karangan Ahmet T. Kuru yang berjudul “Islam, Otoritarianisme dan Ketertinggalan” dapat diambil beberapa sebab yang mengakibatkan ketertinggalan muslim dalam berbagai aspek kehidupan.

Diantaranya adalah karena orang muslim meninggalkan pola berpikir dilsafat, pada hal masa kejayaan Islam itu terjadi pada masa para filosof itu ada, seperti Ibnu Sina, Ibn Rusyd, al-Farabi dan lain-lain.

Mereka tidak asing dari pendengaran dan ingatan orang-orang Barat. Akhirnya pola pikir filsafat ini dianggap menyimpang dari ajaran Islam, sehingga banyak masyarakat lari dari berpikir filsafat kepada berpikir pola sufi.

Pola berpikir sufi berkembang dalam masyarakat dan pola pikir filsafat menghilang, ditambah lagi dengan pola pikir beragama dalam masyarakat yang selalu memperlawankan antara agama dengan pikiran, sehingga sampai kepada upaya menyingkirkan orang yang berpikir rasional. Metode berpikir seperti ini berjalan dalam masyarakat sampai saat ini.

Selanjutnya yang membuat Islam terpuruk dalam menata kehidupan mereka adalah pola pikir fiqh yang dianut, muslim hanya mengakui satu pola pikir fiqh (tidak beragam).

Dimana fiqh yang diamalkan bersifat final artinya tida ada lagi pendapat yang lebih tinggi daripada pendapat ulama yang menjadi ikutan mereka, seperti mereka yang mengikuti satu pendapat mazhab, dimana mereka tidak boleh lagi mengikuti pendapat mazhab yang lain, karena mereka menganggap memadai dengan mazhab yang ada.

Dan kalau ada pendapat mazhab yang lain lebih benar mereka akan akan katakan kalau menggabung mazhab itu tidak dibenarkan.

Orientasi untuk memecah kekakuan seperti yang disebutkan (yang mengakibatkan muslim tertinggal) dipecah dengan pola pikir yang diajarkan di Prodi PMH, dimana dalam Prodi ini dijadikan mata kuliah unggulannya adalah Ushul fiqh baik itu Ushul fiqh tanpa perbandingan dan juga Ushul fiqh perbandingan. Dengan mata kuliah ini mereka diajarkan untuk tidak berpikir jumud, tetapi selalu berupaya memecah kebuntuan berpikir sampai kepada pemahaman terhadap dalil nash (syariat) tanpa batas, artinya tidak ada sebuah pendapat atau pemahaman yang bersifat final.

Itulah landasan pemikiran secara sederhana yang menjadikan PMH itu unggul dari pembentukan pola berpikir, sehingga tidak jarang kita melihat kalau alumni PMH itu tidak hanya unggul ketika berpikir dalam ranah keagamaan (fiqh dan tasawwuf) tetapi juga mereka bisa unggul dalam bidan intelektual yang lain.

Pola ini sebenrnya sudah diajarkan kepada semua orang muslim, namun karena pola berubah dan berpindak ke pola tanpa nalar maka muslim menjadi berjalan lamban.

*Ketua Prodi PMH Fak. Syari’ah Dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.