Berkarya, Tantangan Nyata bagi Generasi Milenial dalam Mengisi Kemerdekaan

oleh

(Refleksi 77 tahun Indonesia Merdeka)

Oleh: Vera Hastuti, M. Pd*

Tujuh puluh tujuh tahun sudah Indonesia merdeka. Tepat tanggal 17 Agustus, 77 tahun yang lalu bangsa ini menyatakan kemerdekaan dan berdaulat. Gaung kemerdekaan diumumkan ke seleuruh pelosok negeri. Dengan riang gembira, rakyat Indonesia menyaksikan peristiwa paling bersejarah sepanjang masa hidupnya. Bahkan, euforia kebahagiaan itu masih dapat kita rasakan sampai hari ini.

Dua tahun sudah, disebabkan oleh pandemi Covid-19, rakyat Indonesia tidak dapat merayakan kemerdekaan Indonesia. Akibat angka kematian yang disebabkan virus Covid-19 masih tinggi, perayaan kemerdekaan diadakan hanya sebatas seremonial biasa yang tidak bisa disaksikan secara langsung dengan melibatkan masyarakat luas.

Tahun ini, Alhamdulilah pemerintah telah mengizinkan kembali perayaan kemerdekaan seperti biasa. Rakyat merasa sangat bahagia, dan begitu antusias dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Berbagai ajang perlombaan dan karnaval dengan tema Bhineka Tunggal Ika diadakan di seantreo negeri dan masyarakat menyambutnya dengan perasaan sukacita.

Beberapa tahun terhenti, perayaan kemerdekaan Indonesia membawa kita kembali pada kenangan sejarah. Kemerdekaan yang kita cicipi hari ini, tentunya tidak terlepas dari jerih payah para pejuang yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi nusa dan bangsa, mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran. Semua itu dilakukan demi sebuah pertaruhan harga diri bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan negara Indonesia.

Menggapai kemerdekaan bukanlah hal mudah. Begitu banyak darah para pahlawan yang tumpah, tidak terhitung banyaknya pahlawan yang gugur. Namun, terkadang yang sering diabaikan oleh rakyat Indonesia, bahwa kita mewarisi harapan suci yang pernah terpatri di dalam sanubari para pejuang. Bahwa, mereka ingin kita mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.

Generasi Milenial sebagai Stakeholder Kemerdekaan

Sejarah mencatat tidak ada perubahan besar untuk kemajuan bangsa di Indonesia maupun dunia, tanpa peran pemuda. Bahkan, dapat kita tarik benang merah, bahwa mustahil Indonesia bisa merdeka tanpa andil pemudanya. Sehingga, pantas jika dikatakan pemuda adalah penentu maju mundurnya suatu negara. Sebab, sejak dahulu, sekarang dan yang akan datang, pemuda merupakan tulang punggung suatu negara dan penerus estafet perjuangan bangsanya.

Pemuda, disaat kini Indonesia meranjak usia 77 tahun, disebut sebagai pemuda generasi Milenial. Sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 tahun sampai 30 tahun.

Pada generasi milenial, kemerdekaan dan berkarya adalah tantangan yang nyata. Bila dulu para pahlawan berjuang dengan menggunakan bambu runcing, maka pemuda dimasa milenial berjuang salah satunya dengan karya.

Generasi milenial saat ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap bangsa dengan membuat karya yang positif, baik dalam bentuk apapun. Apalagi, seiring dengan perkembangan teknologi, generasi milenial makin dipermudah untuk membuat karya yang menarik.

Arus globalisasi berhasil menciptakan interaksi langsung dan tidak langsung yang lebih luas antarumat manusia, yang tidak mengenal batas-batas antara negara satu dengan negara yang lain. Oleh karena itu, generasi Milenial harus memiliki sikap yang sangat toleran terhadap sesama karena pengaruh dari globalisasi yang sangat cepat. Di mana anak muda dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dari berbagai belahan dunia.

Pemuda memiliki peran yang besar bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungannya dan sering disebut sebagai agent of change (agen perubahan). Sebagai agen perubahan, dengan sikap kritis dan semangat tinggi membuat mereka memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan menyadarkan masyarakat untuk melakukan suatu gerakan perubahan sosial.

Salah satu contoh karya generasi milenial adalah perusahan Gojek dan Traveloka. Perusahaan hasil karya pemuda ini sangat menolong kemajuan ekonomi Indonesia. Mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru dan membantu menciptakan lapangan pekerjaan. Bahkan, baru-baru ini karya anak muda Indonesia di bidang seni, fashion, dan lainya telah membawa nama baik Indonesia di mata Internasional.

Sebagai pengingat, suatu bangsa yang besar akan bertahan karena ada pemuda yang menggerakkan dan melakukan perubahan ke arah positif untuk kemajuan bangsanya. Jangan sampai pemuda malah terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif yang justru akan menghancurkan masa depannya.

Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemuda. Karena merekalah penentu wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sudah bisa dibayangkan betapa suramnya nasib bangsa itu nantinya.

Beda zaman, beda juga cara memperjuangkan kemerdekaan. Yang pasti, kita semua harus bergerak ke arah kebaikan dan tidak boleh berhenti agar Indonesia bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

*Guru SMAN 1 Takengon, tinggal di Lorong MJM, Takengon.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.