[Artikel] Rini Valentina Ibu Di Balik Lahirnya Buku Puisi 24 Negara My Mother Tongue In Poetry

oleh

Oleh : Salman Yoga S*

Sepanjang perbukuan karya sastra mungkin baru kali inilah ada Antologi Puisi Internasional yang menghimpun 92 penulis dari 24 negara lebih. Buku tersebut berjudul “My Mother Tongue In Poetry” berisi puisi dengan ekpresi dalam berbagai bahasa daerah di dunia.

Ide cemerlang dan kerja keras di balik lahirnya buku tersebut adalah seorang ibu bernama Rini Valentina. Seorang sastrawan sekaligus penggiat literasi, penulis, inisiator, editor, polyglot dan koordinator puluhan antologi internasional dan ketua Yayasan Asih Sasami Indonesia Global Writers.

Alumnus SMAK WR. Soepratman dan pernah kuliah di Universitas Mulawarman ini adalah seorang wanita multi talenta. Ia mempunyai mimpi untuk mengenalkan budaya, tradisi dan keindahan alam negara Indonesia melalui proyek besar yang ia sebut sebagai pertukaran literasi dua negara.

Terbukti puluhan buku inter dan antar negara telah ia terbitkan.

Buku terakhir yang berjudul “My Mother Tongue In Poetry” adalah sebuah buku yang banyak diapresiasi oleh para penulis dunia. Tidak tanggung-tanggung buku tersebut menghimpun 92 penulis dengan ekspresi karya dalam bahasa daerah (etnik) dari 24 negara.

Diantara negara tersebut adalah Pakistan, Uzbekistan, Indonesia, Poland, Bolivia, Germany, Nepal, France, India, Greece, Serbia, Armenia, Philippines, Kurdistan, Republik Dominica, Nicaragua, Bosnia Herzegovina, Iran, Bolivia, Portugal, Colombia serta sejumlah negara di benua Eropa lainnya.

Ketika dihubungi via ponselnya Selasa, 14 Juni 2022 sastrawati produktif yang akrab disapa dengan Rini ini mengaku diantara tujuan antologi “My Mother Tongue In Poetry” digagas adalah untuk menghidupkan kembali bahasa bahasa yang mati suri, memperkenalkan bahasa ibu kepada dunia, sebagai bentuk penghargaan kepada ibu orang pertama yang mengajarkan Bahasa dan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan penulis dari berbagai negara.

Sebagai penulis yang lahir dan hidup di tanah Gayo Kampung Asir Asir Atas, Takengon Aceh Tengah saya merasa mempunyai patner yang tepat dan memutuskan untuk ikut mengirim karya ketika Rini Valentina mengundang secara terbuka untuk nimbrung.

Terlebih bahasa Gayo yang menjadi bahasa pertama yang saya dengar dari ibu (Ine, Almh) adalah bahasa yang banyak dibicarakan di daerah saya, tetapi justru tidak banyak yang menulis dengan bahasa ibunya.

Rini Valentina adalah sosok yang inspiratif sekaligus motivator dalam berkarya dalam bahasa daerah yang untuk sebahagian kalangan dianggap sebagai sesuatu yang tidak menarik. Ia demikian konsen dengan pilihan dan bakatnya.

Tidak heran jika ia kemudian banyak menerbitkan antologi-antologi dwi bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Spanyol) dengan negara-negara di Amerika Latin dan Eropa. Bahkan saat ini ia tengah menyusun antologi Puisi Budaya Indonesia- Spanyol.

Menurut Rini untuk merealisasikan program pertukaran litarasi dunia tidaklah mudah, terlebih ia harus menyiapkan dana pribadi, kata ibu dengan seorang anak penderita down sindrom ini.

Pada bulan September 2021 Rini Valentina mendirikan sebuah yayasan internasional yang bernama “Yayasan Asih Sasami Indonesia Global Writers” bersama seorang sahabatnya yang juga seorang penulis dari Indonesia, Nia Rohania. Yayasan ini memiliki visi dan misi, salah satunya adalah membantu para penulis Indonesia yang tidak mampu menerbitkan bukunya sendiri karena keterbatasan ekonomi.

Dan untuk memotivasi para penulis agar semakin giat menulis khususnya sastra dengan menerbitkan banyak antologi internasional multi bahasa dan mengadakan lomba Fotopoema Internasional Indonesia I, dimana wanita energik ini masih sebagai ketua pelaksana, editor, penterjemah dan penyusun. Sebuah kehormatan bagi nya karena perancis dan Swiss menunjuk nya sebagai ambassador perdamaian untuk Indonesia.

UHE, sebuah lembaga Sastra international berbahasa Spanyol berkedudukan di Peru menunjuknya juga sebagai Presiden untuk Indonesia.

Selain menginspirasi, bagi saya Rini Valentina adalah seorang ibu dari ibunya bahasa ibu Indonesia dalam bidang literasi. Sungguh sangat beruntung dapat berkenalan dan berkarya bersama dengannya.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.