Teriakan Kemenangan Setelah Ramadhan

oleh

Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Puasa ramadhan merupakan kewajiban yang perintahkan secara langsung di dalam al-Qur’an (Q.S . 2: 183), yang tidak hanya diwajib kepada kita sebagai umat Muhammad tetapi juga kepada umat-umat Nabi sebelumnya.

Di samping Islam mewajibkannya juga puasa ramadhan dijadikan sebagai salah satu bagian dari rukun Islam, artinya seseorang tidak dianggap sempurna keislamannya kalau tidak melaksanakan puasa.

Dan tujuan daripada pelaksanaan puasa adalah harapan Allah supaya menjadi orang-orang yang bertaqwa, yakni orang-orang yang patuh terhadap perintah Allah dan juga meninggalkan larangan-Nya.

Bagi mereka yang sudah memenuhi syarat untuk puasa dibolehkan untuk tidak melaksanakannya asalkan dengan alasan sedang dalam keadaan sakit atau dalam keadaan sedang dalam perjalanan (traveling), tanpa alasan tersebut tidak boleh untuk tidak berpuasa, kemudian untuk mereka yang diizinkan untuk tidak berpuasa tersebut juga harus menggantinya pada bulan-bulan selain bulan ramadhan.

Pertanyaannya kenapa tidak boleh menggantinya pada bulan ramadhan di tahun depannya, jawabannya karena pada bulan ramadhan setiap tahun tetap diwajibkan berpuasa, sehingga tidak ada waktu untuk mengqadha.

Dan pada bulan ramadhan berlangsung juga tidak dapat mengulang puasa karena waktu setiap harinya pas untuk waktu melaksanakan puasa (wajib mudhayyaq).

Puasa berbeda dengan shalat, Allah dan Rasul tidak menyebutkan bahwa kalau seseorang meninggalkan shalat maka ia harus menggantinya seperti puasa.

Karena shalat dapat diulang seng kiranya batal pada waktu yang sama, misal : seseorang yang shalat isya, ketahuan shalatnya bathal maka ia masih punya waktu untuk mengulang shalatnya bahkan tidah hanya sekali boleh mengulangnya karena waktu untuk mengulang masih tersedia, demikian juga dengan shalat-shalat wajib yang lain (subuh, zhuhur, ashar dan maghrib), karena waktu yang disediakan untuk waktu setiap shalatnya luas (wajib muwassa’).

Itulah penyebab Allah tidak menyebutkan perlunya mengqadha shalat pada waktu yang lain, lalu sebagian ulama merasa penting untuk mengijtihadkannya sehingga mereka mengatakan qadha shalat juga wajib, karena mereka memahami bahwa shalat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggal dan kalau ditinggalkan sama halnya mereke berhutang kepada Allah dan hutang tersebut tidak boleh tidak dibayar.

Kalau hutangnya shalat maka mereka yang meninggalkan harus menggantinya dengan shalat, ini disebabkan karena shalat itu kewajiban a’in (kewajiban individu) dan kalau juga tidak sempat menggantinya maka kewajiban mengganti dibebankan kepada keluarga yang tinggal.

Rasulullah mengatakan kalau seseorang serius (dengan penuh keimanan dan perhitungan) maka segala dosa pada masa lalu akan dihapuskan, artinya semua dosa yang telah diperbuatn akan dihapus, begitulah dahsyatnya hikmah bulan puasa bagi mereka yang melaksanakannya ditambah lagi bagi mereka yang melaksanakan shalat malam dengan serius, bagi mereka juga dijanjikan akan dihapuskan seluruh dosannya pada masa lalu.

Ada sebagian orang memahami bahwa kedahsyatan hikmah bulan puasa malah menghapus dosa-orang yang berpuasa pada masa yang akan datang. Pendapat ini agak sulit diterima karena bila dosa masa akan datang dihapu maka akan memberi peluang kepada sebagian orang untuk berbuat dosa.

Dalam al-Qur’an juga dikatakan kalau dalam bukan puasa ada malam yang paling istimewa, yang disebut dengan malam lailatul Qadar. Pada malam ini para malaikat turun kedunia dan bagi mereka yang beribadah pada malam tersebut akan diberi ganjaran pahala dengan nilai melebihi seribu bulan bribadah.

Sebagian ulama berpendapat mereka yang mendapat malam lailatul Qadar hanya bagi mereka yang rajin beribadah dan sebagaian lagi berpendapat semua orang dapat hanya saja nilai yang diberikan sesuai dengan amal yang dilakukan.

Bila semua orang menyadari apa yang didapat selama bulan ramadhan, maka wajarlah Allah mengatakan dan menganjurkan supaya diakhir ramadhan “fakabbiruu” bertakbirlah. Ini sebagai ungkapan kegembiraan yang diwujudkan dengan takbir untuk membesarkan Allah yang telah memberikan nilai dan menghapus semua dosa orang-orang muslim yang melaksanakan ibadah puasa.

Seolah Allah menyuruh untuk berteriak sebagai pernyataan kemenangan dengan Allahu akbar…Allahu akbar. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.