Jangan Biarkan Stunting Semakin Santing

oleh

Oleh : Putri Hastuti, S.Gz*

Tepat pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Gizi Nasional (HGN), tema yang di angkat pada peringatan HGN ke-62 tahun 2022 ini adalah “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”.

Peringatan HGN ini merupakan sebuah momentum untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan pedoman gizi seimbang.

Stunting mungkin bukan lagi hal yang baru buat masyarakat, sudah banyak yang familiar dengan kata-kata tersebut, terutama mungkin ibu-ibu yang biasa mengantarkan balitanya ke posyandu, pasti pernah terpapar dengan kata-kata stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, kekurangan gizi bisa terjadi sejak anak dalam kandungan. Stunting baru kelihatan ketika anak berumur 2 tahun. Sederhananya stunting adalah anak “pendek”, dimana tinggi anak tidak sesuai dengan usianya, atau kalo orang Gayo biasa menyebutnya “konot”.

Obesitas adalah kondisi kegemukan atau kelebihan berat badan, kondisi ini biasanya disebabkan karena kalori yang masuk lebih banyak dari pada kalori yang dikeluarkan, ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya obesitas.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan dalam Studi Status Gizi Indonesia yang diumumkan pada Desember 2021, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%, angka tersebut masih jauh dari target RPJMN sebesar 14% pada tahun 2024.

Untuk wilayah Aceh sendiri prevalensi stunting sebesar 33,2%, dan Aceh menjadi peringkat ketiga stunting tertinggi di Indonesia. Sedangkan untuk prevalensi obesitas Aceh sebesar 3,8%.

Sampai saat ini stunting masih menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Lalu siapa sebenarnya yang berperan penting untuk menangani masalah stunting ini? Pemerintah, Dinas kesehatan, Petugas gizi, atau mungkin bidan desa setempat?.

Semua lini berperan untuk penanganan dan pencegaham stunting, masalah stunting tidak bisa diberatkan hanya kepada salah satu pihak saja karena ini masalah kita bersama maka harus juga diselesaikan bersama-sama. Tema yang diangkat pada HGN ke-62 ini juga menarik “Aksi Bersama” artinya untuk penanganan dan pencegahan stunting ini butuh banyak tangan untuk bisa menuntaskannya.

Stunting terjadi karena beberapa faktor seperti asupan makanan yang tidak seimbang, ibu hamil yang saat mengandung mengalami kekurangan energi kronis, anak tidak mendapatkan asi ekslusif, anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap, anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil.

Prilaku yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan lingkungan, belum tersedianya jamban sehat di rumah tangga, minimnya ketersedian air bersih, kecacingan yang dapat menyebabkan diare berulang pada anak, masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya asap rokok.

Dengan banyaknya faktor yang bisa menyebabkan stunting ini, maka semua kalangan baik itu remaja putra ataupun putri, para calon pegantin, dan para orang tua harus paham stunting, sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting sejak dini.

1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan sampai anak berusia 2 tahun atau biasa disebut juga periode emas. Karena pada periode ini terjadi perkembangan yang sangat cepat pada sel-sel otak dan pada periode inilah organ-organ penting tubuh terbentuk dan terus berkembang.

Oleh karena itu, pada periode inilah perlu diperhatikan dengan baik asupan gizi, pola asuh dan perawatan anak, pemberian asi ekslusif, makanan pendamping asi yang tepat pada anak, imunisasi yang lengkap, dan kebersihan, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan usianya.

Mari bersama-sama kita saling bahu membahu jangan biarkan stunting ini semakin menjadi santing(berbahaya). Menerapkan tumpeng gizi seimbang merupakan salah satu cara yang bisa diterapkan di rumah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan ataupun orang dewasa.

Tumpeng gizi seimbang merupakan pedoman makanan dan berprilaku hidup sehat, berdasarkan prinsip dengan mengonsumsi beraneka ragam pangan, membiasakan mengkonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi, batasi konsumsi makanan manis, asin dan berminyak.

Membiasakan diri berprilaku hidup bersih dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, melakukan aktivitas fisik untuk mempertahankan berat badan ideal, memantau berat setiap bulannya, dan membiasakan minum air putih yang cukup dan aman.

Selamat Hari Gizi Nasional ke-62
#HidupSehatBebasStuntingdanObesitas
#CegahStunting
#AwasObesitas
#HariGiziNasional2022

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.